Teks oleh Bartian Rachmat | Foto oleh Taufan Gio & Bartian Rachmat
Artikel ini pernah dimuat pada Rubrik Extreme Sport, Majalah Cosmopolitan Men Indonesia, edisi II/2013
Jangan sekedar berangan untuk menyelami lautan tanpa alat bantu pernapasan. Percayalah, bahwa hal tersebut bisa menjadi kenyataan!
Bila mendengar kata diving, mungkin kebanyakan orang akan mengasosiasikannya dengan aktivitas menyelam menggunakan bantuan SCUBA (Self Contained Underwater Breathing Apparatus). Di mana serangkaian peralatan yang terlihat rumit dan berat itu harus menempel pada tubuh Anda selama penyelaman. Jika berpikir demikian, Anda salah besar, teman! Ada cara lain untuk menikmati keindahan dunia bawah air beserta seluruh isinya, dengan peralatan yang jauh lebih sederhana. Kuncinya, hanya dengan melatih kemampuan menahan napas dan mengendalikan pikiran, selain tentu saja kemampuan renang Anda yang tergolong baik.
Alat bantu wajib lainnya jelas juga dibutuhkan untuk aktivitas menyelam ini, seperti masker, sementara fins dan wetsuit sifatnya adalah opsional. Sebagai olahraga paling ekstrim nomor dua di dunia setelah olahraga dirgantara, tentu saja freediving mengandung risiko yang sangat tinggi. Namun, dengan kedisplinan menaati aturan-aturan safety yang ada, maka freediving sangat aman dan menyenangkan untuk dinikmati. Penasaran?
Freediving
Sejatinya aktivitas apnea atau freediving bukanlah barang baru dalam sejarah peradaban manusia. Boleh dikatakan ini adalah sebuah teknik purba, yang kembali dikembangkan dan dipopulerkan oleh manusia modern. Sebab sejak zaman dahulu, teknik freediving banyak digunakan untuk manusia berburu ikan di laut, dan dalam jumlah kecil, teknik ini masih banyak dipraktikkan oleh nelayan di beberapa belahan dunia. Namun, sebagai cabang olahraga, freediving tergolong masih muda. Ditandai sejak didirikannya AIDA (Association Internationale pour le Developpement de l’Apnee) pada tahun 1992, dan dengan diadakannya kompetisi Freediving Internasional pada tahun 1996.

No Limit and Flexibility
Pada dasarnya, freediving adalah menyelam dengan hanya mengandalkan satu tarikan napas. Selain kekuatan dan kapasitas paru-paru, kemampuan mengandalkan pikiran menjadi faktor yang akan menentukan seberapa lama Anda sanggup menahan napas di dalam air.
Jika di dalam SCUBA-diving dibutuhkan tingkatan dan lisensi untuk diperbolehkan menyelam sampai kedalaman tertentu, maka tidak begitu halnya dengan freediving. Selama Anda menguasai teknik menahan napas dan sanggup menahan tekanan air melalui teknik ekualisasi yang benar, maka Anda bisa menyelam sampai kedalaman berapa pun. Saat ini telah banyak freediver yang memecahkan rekor dan sanggup melakukan penyelaman sampai kedalaman puluhan hingga lebih dari 100 meter, hanya dengan satu tarikan napas. Cool!
Menyenangkan lagi, Anda tidak perlu bergantung pada layanan dive operator untuk dapat melakukan freediving. Cukup beberapa buddy yang kompeten dan spot yang menarik, Anda sudah bisa menikmati dunia bawah air dengan cara yang menantang dan berbeda. Lebih fleksibel, bukan?

Freediving Gears
Jika dibandingkan dengan SCUBA-diving, Anda tak perlu menguras tabungan untuk mendalami freediving dan mempunyai gears sendiri. Pada umumnya freediver menggunakan low-volume-mask, yang dapat membantu mengurangi tekanan air yang meningkat seiring bertambahnya kedalaman, serta snorkel untuk membantu selama proses persiapan di permukaan.

Selain itu fins yang digunakan oleh freediver memiliki bilah yang jauh lebih panjang daripada yang biasa digunakan oleh para SCUBA-diver. Long fins ini dirancang untuk dapat memberikan efisiensi tenaga dan laju pada setiap kepakan yang Anda lakukan. Karena semakin sedikit tenaga yang digunakan selama penyelaman, juga akan berpengaruh pada efisiensi bottom time yang dihabiskan.
Meskipun tidak wajib, wetsuit yang biasa digunakan oleh freediver tidak berbeda jauh dengan para SCUBA diver. Namun pakaian renang biasapun sebenarnya sudah cukup untuk Anda pakai saat melakukan freediving.
Course and Practice
Meskipun belum terlalu populer di Indonesia, di beberapa kota besar dan tempat tertentu sudah banyak instruktur yang mampu memberikan pelatihan freediving. Beberapa komunitas freediving di Indonesia juga secara rutin terbiasa menggelar latihan bersama hampir setiap minggunya.

Anda bisa mengambil kursus atau berlatih di Jakarta, sebagai bagian dari mengisi waktu akhir pekan. Atau pilihan lain, Anda bisa terbang ke Bali atau menuju Gili Trawangan untuk mengambil kursus dan langsung menjajal kemampuan freediving Anda di salah satu spot penyelaman terbaik di dunia. Dan jika Anda tinggal di Bandung, Yogyakarta, Bandar Lampung atau Manado, ada beberapa komunitas yang dengan tangan terbuka akan menyambut Anda mempelajari freediving secara informal.
Pada umumnya, dalam waktu satu hari kursus saja seseorang akan bisa menguasai cara menahan napas yang lebih lama daripada yang dibayangkan sebelumnya. Kemudian berlanjut dengan teknik-teknik entry seperti duck dive dan gerakan renang yang bisa Anda coba untuk menghemat konsumsi oksigen.

Sebagai olahraga ekstrim, Anda disarankan untuk mengambil kursus secara formal, karena di dalamnya Anda akan mendapatkan teori-teori dasar yang sangat erat kaitannya dengan keamanan selama melakukan olahraga ini. Secara rutin Anda bisa berlatih di kolam untuk meningkatkan kemampuan static apnea (menahan napas secara statik) dan dynamic apnea (menahan napas sambil menyelam) bersama dengan instruktur atau rekan-rekan Anda. Sesekali ambillah waktu untuk mengadakan dive trip dan rasakan sensasi freediving yang sesungguhnya di laut, karena Indonesia merupakan surganya spot-spot diving dunia.
Recreative, Competitive and Contemplative
Selama kesehatan dan kemampuan dasar renang Anda menunjang, mungkin ini satu-satunya olahraga yang memiliki lintas sifat. Untuk Anda yang hanya membutuhkan kegiatan-kegiatan hiburan melepas stres dengan cara yang berbeda, freediving bisa menjadi pilihan.
Sedangkan jika Anda serius untuk mendalaminya dan ingin menjadi atlet freediving, peluang Anda terbuka lebar. Mengingat tidak ada batasan usia dalam mempelajari dan mengikuti kompetisi-kompetisi freediving tingkat dunia. Selain itu, karena erat hubungannya antara pengendalian pikiran dan freediving, maka dengan mendalaminya Anda juga bisa lebih melatih ketenangan pikiran. Bahkan belakangan ini mulai banyak freediver yang mencoba mengembangkan teknik meditas bawah air.
Kini waktunya bagi Anda untuk mencoba dan memilihnya. Berani?

Safety Tips
Ikuti aturan-aturan ini, maka freediving akan Anda taklukkan sebagai olahraga yang aman:
- Never dive alone, and always dive with competent buddy. Jangan pernah nekat menyelam sendirian. Tujuan Anda adalah menikmati dunia bawah air, bukan mati di bawah air.
- Do not hyperventilate. Tanyakan pada instruktur Anda, pahami, dan hindari hal yang satu ini, maka penyelaman Anda akan jauh lebih aman.
- Mastering the Equalization. Dalam freediving, bukan hanya sekedar kemampuan menahan napas yang Anda perlukan. Kegagalan dalam melakukan ekualisasilah yang justru akan menahan Anda untuk menyelam lebih dalam.
- Lepaskan snorkel dari mulut ketika menyelam.
- Kenali batas kemampuan Anda.
Foto2nya Fitri kece2!! 😍
LikeLiked by 1 person
Iya dooong, siapa duluu hahaha … Ayo kapan2 latihan bareng!
LikeLike
Masih belum berani nih ngelakonin freediving 🙂 Ada beberapa teman yg lakoni freediving dan mereka juga kombinasi sama yoga, bisa juga ya seperti itu?
LikeLiked by 1 person
Pada awalnya, sekilas memang menyeramkan, tapi begitu menguasai tekniknya, pasti akan ketagihan. Iya, jadi memang biasanya beberapa freediver juga merupakan praktisi yoga. Karena latihan pernapasannya akan sangat menunjang performa nya juga.
LikeLike
Hmmm, sampai sekarang kalo snorkeling dan gak bisa liat dasar laut atau dasar lautnya agak gelap masih suka bikin gugup. Tapi jujur freediving sounds really interesting sih, gak perlu repot-repot pake SCUBA dan bisa sekaligus latihan meditasi juga.
LikeLiked by 1 person
Hehe sama sih Bam, karena kita cenderung akan membayangkan hal-hal yg di luar imajinasi kita ketika tidak bisa melihat apa-apa. Harus coba freediving kapan-kapan yaaa …
LikeLike
What lovely photos:) It looks so beautiful.
LikeLiked by 1 person
Thank you Inger. I’m glad that you like them. Hopefully, I can write in English as well in the future, so you can enjoy the article too.
LikeLike
Mulai paham sedikit dehh. di tunggu artikel berikutnya.
LikeLiked by 1 person
Sip. Siap 🙂
LikeLiked by 1 person
pengen banget gue bisa menyelam, tapi gue ga bisa berenang *HIKS* yang ga bisa berenang boleh menyelam ga sih btw?
mampir2lah ke blog ala-ala gue di www,travellingaddict,com
LikeLiked by 1 person
Sebaiknya sih bisa berenang sebelum belajar selam. Untuk SCUBA diving tidak diperlukan keahlian renang yang mumpuni, karena nantinya akan dilengkapi dengan alat yg dapat membuat kita mengambang (BCD), kecuali kalau harus pasang gear nya langsung di air ya 🙂
Sedangkan untuk freediving, kemampuan renang adalah salah satu skill utama yang harus dimiliki.
Ayo mulai belajar. Rugi lho jadi orang Indonesia kalau gak “nyemplung” ke laut 🙂
Ok, nanti saya mampir …
LikeLike
Aish jadi pingin banget segera belajar free dive, kayak nya kece menikmati bawah laut 🙂
LikeLike
Ayo dicoba mas, mumpung sudah banyak dive instructor/course yg menawarkan paket belajar freediving di Indonesia. Atau bisa juga bergabung dengan kawan-kawan di komunitas, mereka dengan senang hati share juga.
Terimakasih sudah berkunjung yaaa …
LikeLike
Brpa biayax klo pemula gan
LikeLiked by 1 person
Kalau untuk biaya terupdate, coba bisa ditanyakan ke Lets Freedive di Senayan (cp. Jason Hakim), dia salah satu yang saya tau di Jakarta. Hmmm setahu saya di Bali dan Gili Trawangan juga ada sih, cuma berapanya saya kurang tau.
LikeLike
kereeeeen…..
LikeLiked by 1 person
Mau coba mungkin? 🙂
LikeLike
pengeeeen mas, tapi tersadar kemapuan renang saya masih cetek 😦
LikeLiked by 1 person
Orang offshore harus bisa renang dooong hehehehe
LikeLike
renangnya pas HUET aja mas 😀
habis itu gagpernah lagi 😦
LikeLiked by 1 person
meskipun bisa renang dan sering nyelam, aku ampun deh kalau disuruh HUET 😀
LikeLike
hahahahaha, emang paling males mas, saya pernah ngambil sendirian karena perpanjang.. hmm rasanya 😦
LikeLiked by 1 person
Rasanya kapok pasti 😀
LikeLike
Huaaa pingin banget nyobain freediving. Selama ini aku seneng banget scuba diving, tapi belum berani nyoba freediving. Pernah baca kisahnya Pipin Fererras sama Audrey Mestre juga, jadi agak takut-takut gitu.
Yuk, ikutan! -> GIVEAWAY: Hemat Ongkos dengan Uber http://wp.me/p39Fhn-ps #senjamoktika
LikeLike
Freediving memang olahraga ekstrim nomor dua di dunia, tapi kalau kita disiplin dalam menaati aturannya bisa jadi cukup aman kok. Kecelakaan yang merenggut nyawa Audrey Mestre itu ada banyak faktor penyebabnya, dan itu dalam rangka pemecahan rekor, jadi ada sedikit yang dipaksakan 😊
LikeLike
He eh..harus latihan benar-benar, ya. Nanti aku coba beneran, deh. Nggak boleh parno duluan kalo gitu. :)) Thanks, Kak untuk infonya! ^^
LikeLiked by 1 person
Sama-samaaa 😊
LikeLike
Saya kalau liat orang nyelem cuma bisa mangap…. sambil ngayal, andai saya juga bisa nyelem hahah…. jangankan nyelem… renang pun tak bisa , hiks hiks padahal udah berkali kali belajar
LikeLike
Ayo belajar renang, lalu sambung belajar nyelam. Mumpung kita tinggal di daerah segitiga karang dunia lho. Rugi kalau gak nyelam hehe … Tinggal di Makassar khan? Kalau gak salah bawah lautnya Sulsel termasuk yang keren juga.
LikeLike
Keliatan nya asyik and seru tuh mas…
Belajar nya dimana kalo di jakarta mas, dan kira2
biaya nya brp utk pelatihan formal nya
LikeLiked by 1 person
Asik dan seru banget. Untuk di jakarta bisa belajar di Letsfreedive, nama instrukturnya Jason Hakim. Untuk biayanya nanti coba tanya langsung, soalnya saya dah lama gak update.
Kalau saya dulu sih belajarnya di komunitas freedive, lalu ambil sertifikasi 😊
LikeLike
sertifikasi untuk freedive juga kan ya? bukan scuba?
kalo boleh tau dulu biayanya berapa untuk sertifikasi?
Thx
LikeLiked by 1 person
Iya sertifikasinya freediver di bawah AIDA. Dulu kalau gak salah 2.5 juta untuk Freediver AIDA Two Star
LikeLike
berapa biaya kursusnya? pengen ih
LikeLike
Kalau sekarang sih kurang tau berapa. Tergantung provider nya … coba cek letsfreedive.com
Dulu sih awal-awal saya belajar di komunitas freedive, setelah itu baru ujian 🙂
LikeLike
Nice info!! biasa latihaan dimana gan?? 😀
LikeLiked by 1 person
Tadinya sih di Senayan, cuma udah setahun ini absen nih. Freediver juga kah?
LikeLike
iya gan, tp masih latihan. latihannya juga bareng tmn2 aja di senayan. boleh lah kapan3 bareng gan 😀
LikeLiked by 1 person
(((GAN))) 😀
Boleh boleh, kapan-kapan kalau ada waktu kita latihan bareng 🙂
LikeLike
pernah coba nyelam g sampek 1 mnt paling dah g kuat
apa karna saya perokok ya?
ada latian khusus mungkin sebelum mulai freediving dilaut?
main ke daerah banyuangi bang ada tempat bagus disitu
LikeLiked by 1 person
Pernah belajar freedive sebelumnya? Kalau belum, mungkin hanya karena masalah tekniknya aja yang belum pas. Kalau soal merokok dan gak merokok sih, sepertinya gak terlalu juga, karena banyak juga teman saya yang perokok tapi freedive nya ok-ok saja.
Yup, pastinya ada latihan khusus sebelum freedive di laut. O iya, spot apa yang di Banyuwangi itu?
LikeLike
Nah, disitulah kelemahan saya.
Aku kalau di Indonesia, hampir tiap sore berenang di pool. Tapi kalau sudah ketemu laut. pikiranku langsung diracuni kata kata ” hati hati kelelep (tenggelam)” “dalam kaleeee”. Pikiranku nggak tenang, jadinya takut duluan. Ujung ujungnya snorkling an itupun pakai pelampung. Glodak. 🙂
Moga moga kedepan ada keberanian untuk menenangkan pikiran.
LikeLiked by 1 person
Mungkin karena jarang-jarang di lautnya, dulu aku juga gitu sih mbak. Atau kapan-kapan sekalian ikutan belajar freedive aja di Indonesia, asal udah bisa berenang itu udah modal aman deh 🙂
LikeLike
kalo kursus memang dijakarta dimana kak?
LikeLiked by 1 person
Coba cek Letsfreedive di Senayan, dengan Jason
LikeLike
Suka kesusahan saat buang nafas sedikit2… Tpi ttp trtarik dg dunia bawah laut, dan msih ttp mau blajar buat bisa freedive 😃 mksi informasinyaa..
LikeLiked by 1 person
Justru kalau freedive tidak boleh buang napas saat di dalam air, meskipun bisa memperpanjang masa di dalam air, tapi justru berbahaya 🙂
Sama-sama semoga berguna. Terimakasih ya sudah mampir dan tinggalkan komentar 🙂
LikeLike
Berguna sekali informasinya..suka banget sm alam bawah laut..super pengen bisa freedive, setiap snorkeling suka coba2 nyelam dikit tp ngambang lagi ngambang lagi..susah rasanya buat tenggelam..apa harus pake pemberat ya?
LikeLiked by 1 person
Hai Devi terimakasih sudah mampir dan tinggalkan komen ya.
Kalau masalah ngambang lagi ngambang lagi ketika mencoba menyelam, itu biasanya sih karena tekniknya saja. Biasanya untuk dapat menyelam sedikit, nanti akan diajarkan teknik duck dive di freedive. Gampang kok asal sudah tau tekniknya.
So kapan mau mulai belajar freedive? 😉
LikeLike
Nice blog 🙂
Iseng lagi cari2 tentang freedive. Sempet coba asal2..bisa sih kedalem cuman gak lama. Dan capek..hahaha. Jadi tau juga ternyata ada course dan komunitasnya ya.
Btw saya tinggal di Surabaya & Semarang. Ada info mungkin untuk course atau komunitas di lokasinini?
Thanks
LikeLiked by 1 person
Hai Aland, terimakasih sudah mampir dan tinggalkan pesan ya.
Untuk Surabaya dan Semarang, sejauh ini saya belum pernah dengar komunitasnya. Terakhir sih yang saya tahu, ada di Jakarta, Lampung, Yogyakarta, Manado, dan Makassar. Tapi kalau mau belajar, saya sarankan coba ambil kursus singkat di Letsfreedive Jakarta (cp: Jason Hakim) atau coba ke Gili Trawangan sekalian jalan-jalan belajar freedive di sana.
Memang untuk komunitasnya masih dibutuhkan inisiasi yang lebih supaya olahraga ini lebih popular. Mungkin Aland bisa mulai, dengan belajar dulu.
LikeLike
Hehehe.. nyari artikel tentang belajar freediving dibawa ke sini oleh Google. Top artikelnya, Bart. Dihalaman pertama dan nomor satu 😂
LikeLiked by 1 person
Waaaah, emang Uni pakai keyword apa? Terimakasih sudah menginfokan ni 🙂
LikeLike
“Belajar freediving” 🙂
LikeLiked by 1 person
Alhamdulillah. Ayo uni belajar freediving 🙂
LikeLike
Mau tanya kalo gendang telinga aku bolong satu. Apa kah masih bisa dengan di tutup pake airplug ?
LikeLiked by 1 person
Hmmm sebaiknya konsultasi ke dokter dulu untuk itu.
LikeLike
pengen ikutan euy di jkt masih aktif gak ya sampe sekarang komunitasnya..?
LikeLiked by 1 person
Kalau komunitas sepertinya harus dicek dulu masih aktif atau nggaknya, soalnya teman2 komunitas saya juga sudah melanglang buana entah kemana.
Tapi kalau mau belajar, bisa coba dicek ke Letsfreedive Jakarta.
LikeLike
pernah sekali nyobain free dive sendiri tanpa belajar.. malah salah equalise alhasil telinga agak nyeri. mungkin karena sedikit panik waktu itu…
LikeLike
Sebaiknya sih jangan pernah freedive tanpa buddies dan dengan pengetahuan yang kurang mumpuni, karena bisa jadi berbahaya banget. O iya, untuk ekualisasi kalau misalnya gagal (telinga menjadi sakit) memang sebaiknya jangan dipaksakan, selain bahaya juga mungkin bisa menjadi cidera permanen.
LikeLike
iyaa untungnya engga kenapa napa sih. tapi sekarang lagi mengambil belajar tekniknya diving di salah satu dive center di jakarta.. ternyata ada beberapa teknik equaliase yang baru gue tahu. hhe
LikeLiked by 1 person
Sip dah, infonya ^_^
LikeLiked by 1 person
Sama-sama …
LikeLike
Mantap gan…tks infonya
LikeLiked by 1 person
Sama-sama …
LikeLike
Justru kalau freedive tidak boleh buang napas saat di dalam air, meskipun bisa memperpanjang masa di dalam air, tapi justru berbahaya🙂
Sorry ya gan…sy pernah dpt info…justru pada saat mau kepermukaan kita hrs buang nafas sedikit demi sedikit…nggak blh langsung buang nafas sekaligus dipermukaan….mhn kesediaan nya menjawab…tks….
LikeLiked by 1 person
Betul sekali. Selama freedive, dilarang untuk membuang napas di dalam air, karena itu serupa dengan membuang ‘alarm’ kita akan kadar CO2 di dalam paru-paru yang akan mentrigger dorongan untuk mengambil nafas kembali.
Karena pada dasarnya, mekanisme menarik dan membuang napas di dalam tubuh manusia itu berdasarkan pada jumlah CO2 di dalam paru-paru, dibandingkan O2.
Untuk freedive, tidak perlu membuang napas sedikit demi sedikit ketika akan surfacing, karena pada dasarnya udara yang kita bawa masuk ke dalam air volumenya sama dengan yang dibawa kembali ke permukaan. Kalaupun ada perubahan volume paru-paru, itu lebih karena didasarkan pada tekanan air. Justru kalau membuang napas sedikit demi sedikit saat akan surfacing, bisa jadi ada kemungkinan memicu shallow water black out.
Sebaliknya di scuba diving, justru kita dilarang untuk menahan napas, terutama pada saat surfacing, karena adanya perubahan tekanan yang bisa menyebabkan ukuran paru-paru mengembang melebihi batas normalnya. Dan bisa ‘meledak’ seandainya menahan napas pada saat surfacing.
Pada intinya freedive dan scuba diving memiliki peraturan yang berkebalikan soal menahan dan membuang napas.
Semoga bisa membantu ya.
LikeLike
Nah ini pengetahuan yg sy butuhin, tolong d share lbh lagi dong , ibaratnya utk ‘starter pack’ buat latihan sendiri, seperti teknik dasar bgt, dan apa yg harus juga apa biasanya kesalahannya
Soalnya sy lg seneng sama freedive tp d daerah sy (Kuningan ) g ada komunitasny, T_T ,terbentur mslh waktu juga kalo mw berkunjung ke komnts d kota lain, , selama ini blajarnya nyari dr mbah gugel sama yutub dan do it myself aja deh
Mohon bimbingannya
LikeLiked by 1 person
Wah kalau misalnya sampai seperti itu, berarti saya harus bikin satu tulisan lainnya nih.
Tapi memang yang paling saya ingin tekankan adalah faktor keselamatannya. Karena freediving ini termasuk olahraga ‘ekstrim dan berbahaya’. Salah teknik, bisa berakibat fatal. Dan hal pertama yang ingin saya tekankan adalah: “never dive alone/always dive with buddies”.
LikeLike
hallo… menarik sekali artikel ini.
saya mau tanya pak… untuk di Jakarta latihan dimana ya? adakah kursus nya? kalau ada berapa biaya kursus nya, karena saya berminat sekali untuk olahraga ini. Terimakasih 🙂
LikeLiked by 1 person
Hallo Alfridus, untuk di Jakarta coba kontak Jason Hakim dari Lets Freedive Jakarta, bisa dicari namanya di Facebook. Untuk harga dan informasi latihannya bisa tanya langsung. Semoga bisa membantu ya.
LikeLike
Mantab Mas BaRTZap.. Kapan lagi latihan or kumpul, boleh ikutan?
Tertarik belajar freedive 🙂
LikeLiked by 1 person
Saya udah agak gak rutin latihan sih belakangan ini, tapi mudah-mudahan bisa latihan bareng.
LikeLike
Thanks artikelnya, sangat informatif dan mencerahkan.
LikeLiked by 1 person
Sama-sama, terimakasih juga sudah mampir dan tinggalkan komentar 🙂
LikeLike
aku jadi tertarik ni belajar olahraga ini
LikeLike
Saya berumur 66 th, sekarang satu2nya olah raga saya adalah berenang dikolam renang seminggu 2-3 kali . Pengalaman snorkeling di beberapa lokasi di Indonesia Timur. Ingin bisa freedive cukup 3-4 mtr saja. Pertanyaan saya , apakah masih aman free dive untuk seumur saya, Terimakasih
LikeLike
Setahu saya pak, jika tidak ada masalah kesehatan yang signifikan masih bisa dan cukup aman kok. Banyak juga praktisi freedive yang sudah senior 🙂
LikeLike
Bagi yang tidak terlalu jago berenang, teknik pernafasan itu yang sangat mengganggu. Ngatasinya agar rileks tidak seakan sesak itu gimana bang 🙂
LikeLiked by 1 person
Untuk belajar freedive hal wajib yang harus dimiliki adalah ‘nyaman beraktifitas di dalam air’ terlebih dahulu. Gak perlu panik, santai aja. Soal sesak di dada itu pasti dialami semua orang, termasuk yang sudah pengalaman sekalipun. Jadi ya dinikmati aja, justru di situ letak ‘safety alarm’ nya. Kalau udah tau tekniknya, pasti bakal nyantai kok 🙂
LikeLike
Sangat bermanfaat sekali gan artikel nya.
Mau tanya ada teknik yg bisa dipelajari sendiri secara otodidak ga sebelum memulai pelatihan freedive supaya lancar pas pelatihan nya nanti.
Jujur saya sangat tertarik dan menyukai keindahan bawah laut. Ingin belajar freedive namun di kota saya (sukabumi) saya belum menemukan komunitas nya.
Adakah teknik yg bisa dipelajari otodidak sebelum melaju ke jenjang pelatihan nanti?
LikeLiked by 1 person
Beberapa teknik bisa dipelajari secara otodidak, tapi sebaiknya sih gak latihan sendirian di kolam atau laut. Ada beberapa teknik rescue yang harus dipahami. Misalnya soal black-out dll. Karena sebenarnya ini termasuk olahraga yang ekstrim dan berbahaya.
LikeLike