NetizenVaganza di Rumah Kreatif Bangsa

Konon, pondasi sebuah bangunan bukanlah batu atau tonggak yang dipancangkan. Melainkan filosofi. Yaitu nilai yang melandasi sebuah pemikiran. Ia merupakan inti tak kasatmata, yang juga menjadi jiwa bagi tumpukan material yang terbangun dalam bentukan tiga dimensi. Kreatif! Hati saya menyerukannya, ketika pertama kali melihat bangunan berkubah setengah bola dengan atap bersisik trapesium berwarna putih cerah menyembul […]

Read More

Nepal (10): The Third Eye

Kini kami melaju di atas aspal yang mulus -untuk ukuran Nepal-. Jalan Raya Araniko yang menghubungkan Bhaktapur dan Kathmandu menyajikan pemandangan yang telah hilang dari mata kami sejak dua hari silam. Kumpulan bangunan kubus bertumpuk di sisi jalan dan di kejauhan, yang semuanya tersaput debu. Jarak antara Bhaktapur dan Kathmandu tidaklah jauh, hanya berkisar lima belas kilometer. Dalam […]

Read More

Nepal (9): Au Revoir, Bhaktapur!

Saya membayangkan malam yang lebih hangat di Bhaktapur, mengingat letaknya yang berada pada dataran yang lebih rendah dibandingkan Nagarkot. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Malam itu, dingin yang merayapi Bhaktapur sungguh terasa menyiksa. Saya yang tak terbiasa berada pada cuaca sebeku itu, menjadi sulit tidur dibuatnya. Semuanya dingin. Termasuk ranjang, bantal dan selimut tebal yang menggunduk.

Read More

Bersantap a la Sultan Yogya di Bale Raos

Sebagai orang yang lahir di Yogyakarta dan jatuh cinta pada kota tersebut, maka menyantap gudeg menjadi agenda yang tidak boleh saya lewatkan setiap kali mengunjunginya. Bayangan akan kesedapan hidangan tersebut menjadi salah satu pengikat erat yang membuat saya ingin mengunjungi Yogyakarta lagi dan lagi. Gudeg bukan hanya sekedar masakan, melainkan juga simbol yang mempersatukan banyak kalangan, […]

Read More

Chiang Mai (3): Grandeur of the Grandest

Hal yang seringkali menjadi dilema pada saat traveling adalah, ketika terlalu sedikit waktu yang dimiliki, sementara banyak titik yang ingin dijelajahi. Mungkin sebagian orang akan memilih untuk memaksakan diri menyambangi semua titik yang sudah ditentukan dalam itinerary, dengan mengorbankan waktu dan kenyamanan. Sementara saya pribadi justru sebaliknya, cenderung akan mengorbankan jumlah tempat yang ingin saya kunjungi, demi kepuasan eksplorasi.

Read More