Konon, pondasi sebuah bangunan bukanlah batu atau tonggak yang dipancangkan. Melainkan filosofi. Yaitu nilai yang melandasi sebuah pemikiran. Ia merupakan inti tak kasatmata, yang juga menjadi jiwa bagi tumpukan material yang terbangun dalam bentukan tiga dimensi.
Kreatif! Hati saya menyerukannya, ketika pertama kali melihat bangunan berkubah setengah bola dengan atap bersisik trapesium berwarna putih cerah menyembul di antara desakan pencakar langit ibukota, di Jalan Gatot Subroto.
SME Tower: Rumah Kreatif Bangsa
Setelah bertahun-tahun, dengan mengunjunginya secara langsung pada minggu lalu, akhirnya saya tahu jika gedung berkubah itu adalah bagian dari kompleks SME Tower. Rumah bagi SMESCO Indonesia Company (SIC) yang didirikan pada tahun 1997. Dimana SMESCO merupakan kependekan dari Small and Medium Entreprises and Cooperatives atau dalam bahasa Indonesia disingkat menjadi KUKM (Koperasi dan Usaha Kecil Menengah).
Sesuai dengan namanya, gedung ini secara keseluruhan dibangun untuk menunjang promosi produk-produk unggulan Indonesia, terutama yang dihasilkan oleh sektor KUKM. Visi ke depannya adalah agar produk-produk kreatif bangsa tersebut dapat lebih memiliki peluang untuk dikenal dan menembus pasar Internasional.

Selain rumah bagi kegiatan SIC yang merupakan Badan Layanan Umum di bawah Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, SME Tower juga dirancang sebagai sebuah pusat perkantoran yang terintegrasi dengan gedung pertemuan, pusat pameran, area ritel dan komersial. Kompleks ini terbagi atas tiga bagian besar, yaitu: bangunan utama yang merupakan menara berlantai tujuh belas, aula eksibisi dan promenade berlantai empat yang dirancang sebagai penghubung dua area pertama tadi.
Yang paling menarik -terutama bagi orang yang suka berbelanja- dan menjadi fitur utama di dalam kompleks gedung ini adalah adanya UKM Gallery dan UKM Propinsi. Area ini menggelar produk-produk unggulan bangsa, dari sektor UKM, yang unik dan khas dengan harga yang kompetitif. Dan istimewanya lagi, produk-produk yang dijual di sini berasal dari hampir seluruh penjuru Nusantara. Dengan asal barang-barang tersebut yang datang dari tempat-tempat nan jauh, bahkan saya berpikir jika hampir keseluruhan barang yang dijual di sini sungguh murah.

Hingga tahun 2015 ini, terhitung ada sekitar 124 jenis produk, yang berasal dari 19 propinsi dan 560 UKM, yang digelar pada UKM Gallery. Beragam barang kerajinan mulai dari batik, songket, tenun, ragam aksesoris dan perhiasan, tas, perlengkapan home living, kebutuhan spa, keramik, pakaian, hingga panganan digelar di sini. Dengan visi SIC ke depan yang bermaksud membuat produk-produk tersebut sanggup go-international, maka kualitas barang yang dijual di sini sangat terjaga mutunya.


Sedangkan UKM Propinsi yang berbentuk paviliun pameran dan jualan, merupakan sebuah tempat gelaran produk-produk unggulan berbasis seni dan budaya daerah, dengan bahan berkualitas dari seluruh penjuru Indonesia. Area yang merupakan kerjasama langsung LLP-KUKM dengan pemerintah propinsi yang bersangkutan ini bertujuan agar produk-produk dari masing-masing propinsi tersebut memiliki akses yang lebih mudah untuk masuk ke pasar yang lebih luas.

Bayangkan, beberapa jenis madu hutan, hingga tanaman herbal yang biasanya sering saya dengar sulit untuk didapat, atau kalaupun ada harganya sangat mahal, di sini mereka sediakan dalam stock yang terjaga dan harga yang terjangkau. Bahkan lebih murah, daripada yang saya tahu sebelumnya.


Sebelumnya saya sering bingung, jika harus membawa teman dari luar negeri yang ingin membeli oleh-oleh khas Indonesia pada saat-saat terakhir menjelang kepulangan mereka kembali ke tanah airnya. Atau jika saya harus membawa souvenir murah tapi bagus, yang akan saya hadiahkan bagi teman-teman saya di luar negeri. Sekarang, dengan adanya SME Tower ini, saya tahu harus pergi kemana jika berhadapan dengan situasi-situasi seperti itu lagi.
O ya, UKM Gallery sendiri bertempat pada lantai dasar dan lantai dua gedung utama SME Tower. Sedangkan UKM Propinsi bertempat pada lantai tiga, sebelas, dua belas dan lima belas dari gedung yang sama. Dan fitur yang menyenangkan ini bisa diakses setiap hari di sini. Ya betul setiap hari! Dari jam 10.00 hingga 21.00 wib. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada tautan SMESCO berikut ini.

SMESCO NetizenVaganza 2015
Dengan filosofi sebagai rumah kreatif bangsa, maka pada tahun 2015 ini, untuk pertamakalinya SIC menggelar acara SMESCO NetizenVaganza. Sebuah ajang ‘pestanya’ kaum netizen, dimana SIC berusaha menciptakan dan menjaring potensi-potensi kreatif anak bangsa Indonesia melalui rangkaian acara yang merangsang kreatifitas.
Perwakilan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, membuka langsung acara ini secara resmi pada tanggal 26 September 2015, di KUKM Convention Centre – SME Tower.
Rangkaian acaranya terdiri dari workshop-workshop keren dengan pembicara yang merupakan sosok-sosok yang telah dikenal kompeten dalam bidangnya. Serta sebuah lomba menulis blog dengan hadiah-hadiah yang menarik. Dan yang membuat acara ini semakin keren adalah karena terbuka untuk segala kalangan dan gratis, alias tak berbayar sepeserpun. Tapi meskipun gratis, kualitas tetap nomor satu.
Di kalangan traveler, pecinta petualangan atau pembaca buku, siapa sih yang tidak mengenal Agustinus Wibowo? Melalui buku-bukunya yang fenomenal -Selimut Debu; Garis Batas; dan Titik Nol-, Agus telah membagikan pengalamannya berpetualang menembus negeri-negeri nan eksotis di Asia Tengah, menempuh perjalanan berbahaya di daerah konflik, menantang kerasnya alam dan maut di Himalaya, membaur bersama ratusan penduduk lokal yang berbhineka di tanah nan asing, demi memenuhi hasrat petualangannya sekaligus berkontemplasi dengan cara yang tak biasa.
Banyak yang iri dengan pencapaian perjalanan yang telah dihasilkannya, seribu satu salut mungkin telah ia terima dan beberapa kesempatan perjalanan selanjutnya ke depan mungkin sedang ia persiapkan. Nah dengan semua itu, kali ini Agus membagikan pengalaman serta kemampuannya untuk menuliskan catatan perjalanan yang mengesankan.

Siapa yang tidak tergiur untuk berkesempatan menyerap langsung ilmu penulisan tersebut dari Agus? Secara gratis pula!
Selama dua hari berturut-turut ruangan workshop travel writing yang dipandunya, selalu penuh dan meriah. Para peserta workshop dengan tekun mengikuti presentasi interaktif yang disiapkan Agus, dan hampir tak ada jeda dari satu penanya ke penanya selanjutnya pada sesi tanya jawab. Dengan sabar dan jawaban yang cerdas pula, Agus melayani setiap keingintahuan yang ditanyakan.
Meskipun lebih banyak bertindak sebagai pengamat, saya menyerap banyak ilmu dari workshop tersebut. Beberapa bagian mencerahkan, dan menginspirasi saya yang belakangan mulai menekuni dunia penulisan perjalanan ini.
Selanjutnya ada uni Raiyani Muharramah, seorang travel photographer yang telah memiliki nama dan kompeten dalam bidang pendokumentasian perjalanan. Cobalah googling namanya, lalu lihat koleksi karya-karya yang telah dihasilkannya dalam beberapa tahun belakangan. Pasti Anda semua tak akan meragukan kemampuannya dalam menguasai kamera dan menciptakan imaji yang hidup dalam diam. Beberapa pelosok Nusantara yang indah, semakin tak terbantahkan pesonanya melalui melalui tangan dingin uni nah ramah ini.
Namun kali ini, uni Raiyani membagikan ilmunya dalam bidang still life photography. Apakah ini di luar kemampuannya? Tentu saja tidak. Dalam skala tertentu, still life photography juga menjadi kemampuan khusus yang harus dikuasai seorang traveler. Katakanlah, jika seorang traveler harus mengabadikan artefak-artefak unik yang harus diceritakannya, atau detail-detail kecil dari barang-barang kerajinan yang masih butuh dipaparkan ke masyarakat luas. Tentu saja, kemampuan still life photography lah yang mengambil peran.

Uni Raiyani tak hanya memaparkan sejumlah teori fotografi dan melayani sesi tanya jawab. Dengan interaktif ia juga memandu dan menggelar lomba kecil, dimana para peserta langsung mempraktekkan ilmu yang baru saja mereka dapatkan untuk mengabadikan barang-barang kerajinan yang ada di UKM Propinsi. Lomba yang berlangsung singkat itu diikuti dengan antusiasme yang tinggi, mereka tak mempedulikan nominal hadiahnya, melainkan tetap berpartisipasi dengan riang gembira.

Pada awal diciptakan, hampir semua social media hanyalah merupakan sebuah jalur untuk berinteraksi dengan sesama atau bersilaturahmi. Sebuah rumah untuk berbagi kisah kehidupan, opini, hingga mengolah polemik. Satu dekade lalu, mungkin hanya sedikit orang yang berpikir bahwa social media memiliki potensi untuk memberikan keuntungan secara materi bagi para penggunanya. Namun kini, ia telah tumbuh secara nyata menjadi jalur pengisi pundi-pundi uang bagi yang mengelolanya. Tapi tak semua orang memiliki ilmu atau ide untuk mengoptimalisasinya.
Yeyen Nursjid, seorang pelaku bisnis online, dengan sangat gamblang membagikan pengalamannya pada sesi workshop Monetize Your SocMed. Ia yang berangkat hanya dari pengguna social media aktif dan selalu ‘membagikan’ apa-apa yang dipakainya yang merupakan karyanya sendiri, kini telah menjelma menjadi salah seorang pelaku bisnis online yang layak diperhitungkan. Saking menjajikannya, bahkan ia sampai rela melepaskan karirnya yang telah cukup tinggi di kantornya, demi fokus dalam mengelola bisnis online tersebut. Melalui brand Amayra dan mengoptimalisasikan penggunaan social media, ia yakin akan sanggup tumbuh sebagai wirausahawati yang gesit menyesuaikan dengan tuntutan jaman.
Dengan pengalaman dan keluwesan kemampuan presentasinya, Yeyen Nursjid mengelola dinamika ruang workshopnya dengan sangat baik. Bahasa yang lugas dan bergaya pop, serta contoh-contoh dari kisah nyatanya menjadi kekuatan yang mengikat para peserta di dalam ruangan. Sesi tanya jawab pun berlangsung dengan cukup seru. Mulai dari pertanyaan mendasar dari para pemula, hingga pertanyaan yang lebih advance dari para pelaku yang telah mulai menjalaninya. Sungguh, kelas yang menarik.

Youtube bagi sebagian besar orang, mungkin hanya menjadi media untuk mencari penghiburan. Ribuan video dalam durasi singkat hingga sepanjang film tersedia di dalamnya, yang bisa kita nikmati sepanjang akses internet cukup mumpuni. Sama keadaannya dengan social media, ternyata ia juga bisa dioptimalisasi untuk menjadi media kreatif yang menghasilkan uang. Tapi tentu saja, perlakuannya agak sedikit berbeda. Karena membuat video itu bukan urusan gampang.
Jika Anda cukup aktif dalam mengikuti perkembangan dunia maya dalam negeri, tentu pernah mendengar kontroversi dari vlog (video-log) yang dihasilkan oleh Sascha Stevenson. Seorang wanita bule yang menikah dengan pemuda Indonesia, dan lalu menciptakan banyak vlog kritik sosial atau reaksinya terhadap budaya Indonesia. Tentu saja, melalui kacamatanya, vlog tentang Indonesia yang dihasilkan Sascha terasa segar, menggelitik namun terkadang juga ‘vulgar’ secara intelektual. Dengan keunikannya itu, ribuan orang telah menjadi pelanggan channel Youtube nya.
Vlog yang dihasilkannya hampir selalu ditonton oleh ratusan ribu orang, yang ternyata ini memberikan keuntungan secara materi baginya. Tentu sepadan dengan jerih payahnya dalam menciptakan setiap vlog yang ‘cerdas’ tersebut.
Dalam NetizenVaganza tahun ini, SIC mengundang Sascha untuk menjadi salah satu pembicara. Dengan cukup jenaka dan segar, Sascha membagikan pengalamannya dalam workshop yang diikuti oleh puluhan peserta. Ia memaparkan tips-tips dan pengalamannya selama berkecimpung dalam mengolah channel Youtube nya. Termasuk, dengan sedikit malu ia membagikan karya-karya pertamanya yang menurutnya tak lagi layak tonton. Karena terkesan cukup iseng dan acak.
Namun yang bisa saya tangkap dari workshopnya, secara garis besar adalah: tak ada karya yang bagus tanpa melewati karya yang jelek, dan setiap usaha yang kita rintis dengan passion tanpa lelah pasti akan menghasilkan sesuatu yang besar di kemudian hari.
Memang workshop-workshop keren tersebut hanya berlangsung dua hari pada tanggal 26-27 September 2015. Namun, bagi Anda yang melewatkannya, bukan berarti Anda tak memiliki kesempatan untuk mendapatkan ‘rejeki’ dari gelaran NetizenVaganza ini.
Masih ada satu kesempatan lagi, yaitu melalui lomba menulis blog dengan tema: Local Brand Lebih Keren.
Lomba ini akan berlangsung hingga tanggal 20 Oktober 2015. Anda cukup lakukan riset kecil-kecilan dan menuangkan ide untuk memajukan local brand Indonesia dalam bentuk tulisan di blog. Cukup mudah khan? Hadiahnya pun lumayan, mulai dari laptop, smart phone hingga uang tunai. Detailnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
SIC sendiri merencanakan untuk menjadikan NetizenVaganza sebagai ajang tahunan, demi menjaga keberlangsungan filosofinya sebagai rumah kreatif bangsa. So, yang tahun ini belum bisa ikut serta, bisa mengikutinya tahun depan. Infonya bisa dipantau pada website resmi SMESCO Indonesia atau melalui akun twitter @SmescoIndonesia.
Sampai juga di ajang NetizenVaganza tahun depan ya. Semoga!
Silahkan dibaca tulisan rekan-rekan blogger saya lainnya tentang SMESCO Indonesia dan event ini pada tautan-tautan berikut:
Atrasina Adlina — Belajar Sambil Jajan di Smesco Vaganza
Chocky Sihombing — Smesco Netizen Vaganza 2015
Citra Rahman — Belajar Travel Writing dengan Agustinus Wibowo di Smesco Netizen Vaganza
Cumilebay — Tambah Ilmu Keliling Nusantara di Smesco
Donna Imelda — Monetize Your Socmed Sebuah Catatan dari Smesco Netizen Vaganza
Evi Indrawanto — Smesco Art Fest dan Netizen Vaganza 2015
Farchan Noor Rachman — Smesco Netizen Vaganza
Gara P.W. — SmescoNV Jejak-Jejak Kaya Ilmu
Hendra Fu — Bertabur Cerita di Smesco Netizen Vaganza 2015
Katerina S. — Belajar Peka Pada Konsep Originality
Lenny Lim — Travel Writing Bersama Agustinus Wibowo
Meidiana Kusuma — Smesco Netizen Vaganza 2015
Nurul Noe — Saatnya Pakai Local Brand Agar Lebih Keren
Olive Bendon — SmescoNV 2015
Putri Normalita — Kekayaan Budaya & Kerajinan Nusantara di Smesco
Belajar Menulis dan Vlogging
Salman Faris — Pesta Warga di Smesco Netizen Vaganza
Shinta Ries — Smesco Indonesia Lokal Brand Lebih Keren
Taufan Gio — Ada Apa di Smesco Netizen Vaganza 2015
Winda Krisnadefa — Menjaring Ilmu di Smesco Netizen
Ulasan yang kumplit padat bergizi!
#applause
LikeLiked by 1 person
Semoga yang baca tambah sehat. Amiin 😄😄
LikeLike
jangan lupa kak, ketjup
LikeLiked by 1 person
*ketjup kak Olip*
LikeLike
Sehat & gemuk macam salmon segar mau bertelur 😀
#kodekeras
LikeLike
woh, tulisannya mantap ini kak Bart! 🙂
liat foto2 di atas, jadi sadar aku sendiri malah kurang explore paviliun-paviliunnya Smesco -__-‘ hahaha… beneran deh, kapan2 mau ke Smesco lagi cari batik yang kece! 😀
LikeLike
Makasih Chok 😊😊
Nah iya tuh, kapan-kapan coba datang khusus kesana buat eksplor paviliun provinsinya. Ada empat lantai khan? Siapa tau nemu ‘harta karun’ hehehe …
Jangan lupa pastiin iman tebal, selain dompet yang tebal juga 😊😊
LikeLike
Rumah Kreatif Bangsa. Nama yang cocok banget untuk Smesco, Mas 🙂
LikeLiked by 1 person
Saya cocokkin dengan simbol RumahKU yg mereka buat
LikeLike
wuidiiiiih, kumplit kali
rajin banget ya turun naik untuk ikutan workshop? aku mesti konsen jadi duduk manis di satu kelas sampai kelar
pertama datang ke SMESCO waktu lantai ballroom belum rapi dan digunakan pertama kali untuk kawinan, yang pakai temanku. datang kedua ya kemarin itu 😉
kapan-kapan balik lagi buat cari oleh-oleh kalo nggak sempat beli di tempat asalnya haha
LikeLiked by 1 person
Pengennya sih gitu kak, udah pasti betah di satu kelas yg aku minati. Cuma karena ada ‘tanggungan’ jadi ya mau gak mau jalan-jalan naik turun hehe.
Nah kayaknya banyak deh yg pada niat balik lagi untuk belanja 😊
LikeLike
Itu kursi malasnya uniq bgt..
LikeLiked by 1 person
Iya, pas liat pengen nyobain sebenarnya. Cuma sayangnya gak boleh. Padahal kayaknya enak tuh 😊
LikeLike
Apalagi ditaruh belakang rumah trs liat sawah..hahahaaseek maa
LikeLiked by 1 person
Bangeeet, dengan pemandangan gunung di kejauhan *langsung bayangin Ubud*
LikeLike
Adem ayem hahaa
LikeLiked by 1 person
Baca ini berasa ikutan acaranya juga, lumayan lahh pelipur lara karena kemarin gak bisa datang 😀 thanks for sharing
LikeLiked by 1 person
Sama-sama Dita. Mungkin kapan2 kita bersua. Di resto Yunani mungkin haha
LikeLike
Senang rasanya bisa ikut ambil bagian dalam perhelatan sebesar kemarin Mas :hehe. Banyak pengalaman dan bisa banyak belajar juga dari teman-teman yang hadir termasuk dirimu :hehe. Tulisan yang lengkap dan sangat komprehensif *dua jempol*. Semoga ke depannya makin banyak instansi yang peduli dengan para netizen sehingga kekuatan dunia maya makin mendapat tempat bagi para pengambil keputusan ya :amin.
LikeLiked by 1 person
Sama-sama Gara, meskipun singkat aku jadi tambah ilmu juga setelah ngobrol-ngobrol sama dirimu. Mudah-mudahan nanti ada kesempatan untuk jumpa dan ngobrol-ngobrol yg lebih seru. Terimakasih yaaa …
Amiin amiin, dan semoga lebih luas pula blogger yang mereka rangkul.
LikeLiked by 1 person
Terima kasih kembali Mas, ah saya jadi tersanjung banget :haha *kemudian nabrak*.
Amiiin, peran blogger memang penting banget dan mesti diperhitungkan Mas :hehe.
LikeLiked by 1 person
Pastinyaaa tinggal tunggu waktu aja 😊
LikeLiked by 1 person
Sip :hehe.
LikeLike
harusnya kemarin dateng lebih awal, biar bisa ngobrol-ngobrol juga ;D
LikeLiked by 1 person
Nah iya, tapi dimaklum lah namanya juga habis ngider di Kalimantan hehe
LikeLike
Keren banget liputannya 🙂 Salut sama para netizen Indonesia 🙂
Jadi di SMESCO ini juga terbuka untuk umum untuk beli barang-barang khas Indonesia ya?
LikeLiked by 1 person
Terimakasih mbak 🙂
Yup, betul banget. Jadi nanti kalau mbak Indah ada waktu ke Jakarta, jangan lupa datang ke gedung SMESCO ini. Bisa belanja oleh-oleh khas Indonesia. Mulai dari souvenir sampai makanan. Harganya murah, kualitasnya terjamin, dan dari seluruh penjuru Nusantara. Recommended banget mbak.
LikeLiked by 1 person
Aku masukin ke daftar untuk dikunjungi pas di Jakarta 😀 Makasih banget atas informasi ini, memang suka bingung kalau mau beli oleh-oleh di Jakarta 😀
LikeLiked by 1 person
Siiiip ,,, sama-sama mbak. Senang juga bisa kasih info yang bermanfaat 🙂
LikeLike
Hihi, kmren aku jg naik turun utk nyambangi setiap workshop, cuma nulisnya gk sekumplit ini. Saluut deh 😉
LikeLiked by 1 person
Sibuk banget ya kita semua sampai naik turun gitu hehe. Makasih yaaa 😊
LikeLike
Keren mas…. komplit banget nih. Dan sepertinya mas juga di sana ya? hahaha. 😀 Sayang gak ketemu.
LikeLiked by 1 person
Iya, aku di sana hari minggu. Mas Febri datang hari apa?
LikeLiked by 1 person
Sabtu. Ktm sama mbak Noe, om Cumi. N sama Gara tp dia datang lg minggu. Hehe.
Mas aku ijin linkback ya. Sekalian ngutip dikit dr tulisan mas. 😜
LikeLiked by 1 person
Ooo semoga next time bisa ketemu ya.
Boleh boleh mas, dengan senang hati 🙂
LikeLiked by 1 person
Amin. Moga mas. Bisa ktm n belajar darimu.
LikeLiked by 1 person
Amiin, semoga mas, sama-sama bisa saling belajar 🙂
LikeLiked by 1 person