A Photo Journal: Nepal Cultural Trip 2018

nepal-cultural-trip-2018-catata-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcom

Tahun 2018 ini, saya membuat sebuah lompatan baru. Setelah berulang kali menjelajahi Nepal -baik di kota dan beberapa tempat di pegunungannya-, akhirnya saya memutuskan untuk mengelola open trip ke negeri di kaki Himalaya itu. Karena selain membagikan pengalaman secara konsisten tentang Nepal di blog ini, saya juga ingin membantu mereka yang ingin mengenal negeri itu lebih dalam lagi. Dan sebagai pembuka, pada bulan Maret 2018 lalu, saya mengadakan perjalanan yang bertajuk Nepal Cultural Trip.

Selama 8 hari 7 malam, saya menemani 9 kawan-kawan seperjalanan untuk melihat kota-kota kuno, bangunan-bangunan bersejarah, kuil-kuil unik, mencicipi kuliner khas Nepal, trekking di perbukitan, berperahu di danau, mengejar pemandangan Himalaya, hingga menyaksikan langsung beberapa ritual unik yang menjadi kekayaan budaya negeri itu.

Terlalu banyak kisah yang kemudian terjadi dalam perjalanan tadi. Dan rasanya terlalu sulit bagi saya untuk merangkumnya secara singkat dalam satu postingan saja. Oleh karenanya, biarlah gambar-gambar beserta esai singkat ini saja yang menceritakan segalanya.

Hari 1 – Namaste Kathmandu!

Meskipun sempat tertunda selama 1 jam di Kuala Lumpur International Airport, perjalanan kami kemarin terhitung lancar. Turbulensi yang menjadi ciri khas penerbangan ke Kathmandu pun, tak terlalu terasa. Udara cerah dan angin musim semi yang sejuk menyambut kami begitu tiba di metropolitan Himalaya.

kathmandu-dari-pesawat-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcompeserta-nepal-cultural-trip-2018-bareng-bartzap-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcom

Bagi para traveler yang singgah di Kathmandu, maka Thamel adalah ibarat jantung. Dimana detak petualangan bermula, yang riuhnya telah menarik jutaan manusia untuk singgah. Rasanya, tak ada tempat yang lebih baik untuk merasakan semangat perjalanan di kota itu selain Thamel.

tarian-khas-himalaya-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcomsuasana-thamel-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcom

momo-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcom
Belum sah ke Nepal, kalau belum mencoba Momo!

Hari 2 – Pahachare dan Mata Ketiga

Saya sengaja mengatur sebuah tur jalan kaki di hari kedua. Karena itu adalah cara termudah bagi kawan-kawan saya untuk mengenal Kathmandu lebih dalam. Dengan meleburkan diri secara langsung ke dalam riuhnya.

Sejak awal pagi hingga tengah hari, kami menyusuri sebagian Thamel, Durbar Marg, kawasan masjid Kashmiri dan masjid Jami’, Clock Tower, melalui Rani Pokhari yang belum juga tuntas renovasinya, hingga kemudian mencicipi kuliner lokal, dan menjelajah kawasan komersial kuno Indra Chowk yang eksotis.hunting-foto-di-kathmandu-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcomhunting-foto-di-kathmandu-2-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcompani-puri-dan-lassi-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcompachare-di-indra-chowk-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcomindra-chowk-2-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcompachare-di-indra-chowk-3-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcomberbelanja-topi-di-indra-chowk-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcomsuasana-indrachowk-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcom

*****

Hampir tak ada tempat yang tak padat di Kathmandu. Begitu pula dengan Boudhanath, dimana stupa Buddha Tibetan terbesar di lembah itu berada. Tempat para peziarah dan pejalan seperti kami menghabiskan sore, ketika cahaya matahari menimpa puncak keemasan dari sang mata ketiga.

stupa-boudhanath-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcombiksu-di-boudhanath-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcombersama-biksu-di-boudhanath-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcompeziarah-di-sekitar-boudhanath-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-seminggu-bersama-kawan-bartzap-dotcom

Hari 3 – Fajar di Puncak Bukit dan Senja di Sisi Sungai

Selepas subuh hari ketiga kami mendaki Swayambunath, demi menyaksikan fajar menyingsing di atas Kathmandu yang padat. Pada puncak bukit yang dipercaya terlahir dari kuntum teratai raksasa, detak jantung kota dibuka dengan lantunan mantra dan puja. Bersamanya kami larut pada syahdunya kuil yang dihuni kawanan kera.

fajar-pagi-di-atas-kathmandu-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanansuasana-swayambunath-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalananlempar-koin-keberuntungan-swayambunath-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanankesibukan-peziarah-di-swayambunath-pagi-hari-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bartzap-dotcombiksu-di-swayambunath-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcom

*****

Basantapur yang berarti kota musim semi, adalah nama yang disematkan bagi Kathmandu Durbar Square. Ibukota kuno Kerajaan Nepal yang dipersatukan oleh Raja Prithvi Narayan Shah, sejak satu setengah abad yang lalu.

Kami beruntung karena mengunjunginya pada saat yang tepat. Ketika upacara demi upacara penuh warna sering digelar. Ibarat bebungaan musim semi yang cerah, kota itu memancarkan aura yang ceria. Mata dan kamera kami berpesta dalam semaraknya kota.

upacara-di-basantapur-kathmandu-durbar-square-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomhanum-di-basantapur-kathmandu-durbar-square-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomuasana-di-basantapur-kathmandu-durbar-square-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomsuasana-setelah-upacara-di-basantapur-kathmandu-durbar-square-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcom

*****

Mungkin Pashupatinath adalah satu-satunya tempat yang tak pernah tidur di Kathmandu. Sebagai kuil kehidupan, ia terus berdetak sepanjang waktu. Tak pernah diserang gulita, sekalipun krisis energi sedang melanda.

Namanya mengandung ironi. Meskipun dibangun sebagai kuil penciptaan, justru di sanalah jutaan jasad meluruh menjadi abu. Kremasi yang tak pernah jemu dan henti, pada sisi sungai Bhagmati.

Pada senja itu, kami menutup hari bersama usainya aarti yang digelar para pandita berbalut busana jingga.
kuil-pashupatinath-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcom
kremasi-di-pashupatinath-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcompuja-di-pashupatinath-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcompendeta-di-pashupatinath-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcompeziarah-di-pashupatinath-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcom

Hari 4 – Kota Bangsa Newar dan Taman Impian Perdana Menteri

Bhaktapur dirancang sebagai ibukota Kerajaan Malla yang cantik. Sebuah permata indah kebanggaan bangsa Newar. Karenanya sang penguasa kota itu, ingin agar ia tak tertandingi. Sebuah obsesi yang harus dibayar mahal. Karena siapapun seniman yang terlibat dalam pembangunannya, harus rela kehilangan sepasang tangan mereka, setiap kali selesai membangunnya. Sebuah kecantikan yang berbalut darah. Bagi mahakarya yang lambat digerus sejarah.

Selain menikmati kota yang dipenuhi oleh bangunan kuno nan cantik dan penduduknya yang ramah, maka mencicipi Juju Dhau adalah sebuah keharusan di sana. Karena ia adalah olahan susu terlezat yang namanya terkenal seantero negeri. Tak aneh, jika namanya sendiri berarti sebagai Yoghurt Raja.

kuil-nyatapola-dan-golden-gate-istana-bhaktapur-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcombhaktapur-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomberfoto-di-bhaktapur-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcombagian-bhaktapur-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomkawan-kawan-di-bhaktapur-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomsudut-bhaktapur-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcommencoba-juju-dhau-di-bhaktapur-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcom

*****

Garden of Dreams diciptakan seiring obsesi tinggi Perdana Menteri Chandra Shamsher Jang Bahadur Rana. Sebuah taman bergaya Eropa dan terbaik di jamannya, yang dipersembahkan bagi enam musim yang dimiliki Kerajaan Nepal.

Setelah berhari-hari menjelajah lembah Kathmandu yang bersalut debu, maka beristirahat di taman itu ibarat menjumpa oase. Kami menghabiskan sore di sana. Sekedar melepas lelah dan menjemput senja, sembari mengulas kisah yang kami peroleh di empat hari pertama.

garden-of-dreams-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomsantai-di-garden-of-dreams-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomsudut-garden-of-dreams-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcombunga-di-garden-of-dreams-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcom

Hari 5 – Melepas Senja di Pokhara

Hari itu, lebih dari 7 jam lamanya kami berkendara menuju Pokhara. Berbeda dari Kathmandu yang sibuk dan berdebu, kota ini menjanjikan ketenangan di sisi danau Phewa. Setelah didera perjalanan darat yang panjang, agenda kami sore itu hanyalah berusaha mengenal kota. Sembari menyesap ketenangan danau, dan menatap senja yang hilang di balik bukit Ananda.

senja-di-danau-phewa-pokhara-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcom 2sore-di-sisi-danau-phewa-pokhara-6-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomsore-di-sisi-danau-phewa-pokhara-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomsore-di-sisi-danau-phewa-pokhara-3-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomsore-di-sisi-danau-phewa-pokhara-2-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomsore-di-sisi-danau-phewa-pokhara-4-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomsenja-sunyi-di-danau-phewa-pokhara-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcom 2

Hari 6 – Menyapa Himalaya di Peace Pagoda dan Berperahu di Phewa

Adalah Himalaya wilayah Annapurna yang menjadi alasan persinggahan di Pokhara. Yang memacu semangat kami melakukan trekking kecil selepas subuh. Mendaki beberapa anak tangga di Sarangkot View Point, bersama puluhan pejalan lain yang bermaksud sama.

Tapi menjumpa Himalaya itu ibarat rejeki. Kami berusaha, dan hanya Tuhan lah yang menentukan.

Pagi itu, awan  tebal seperti enggan hilang menyeliputi pegunungan. Bahkan hingga matahari meninggipun, pegunungan yang gagah itu tak kunjung terlihat jelas. Hanya puncak-puncak bersaljunya saja yang samar di antara gumpalan mega.

sarangkot-view-point-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcommenanti-annapurna-di-sarangkot-view-point-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomngopi-di-sarangkot-view-point-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcommenanti-annapurna-3-di-sarangkot-view-point-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcombersama-sama-di-sarangkot-view-point-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcommenanti-annapurna-2-di-sarangkot-view-point-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcom

*****

Namun, rejeki itu menghampiri di Peace Pagoda. Meskipun tak lama, kami dapat menatap Annapurna Himalaya. Puncak-puncak Dhaulagiri, Annapurna, hingga Machhapuchhare yang gagah terlihat cukup jelas di balik kota. Cuaca pun menjadi lebih cerah daripada awal hari tadi. Seolah ingin menemani kami yang bertekad trekking menuruni bukit Ananda, dan berperahu di danau Phewa.

Peace Pagoda sendiri adalah sebuah penanda ikonik di Pokhara. Dan merupakan satu di antara ratusan stupa sejenis yang dibangun di seluruh dunia. Sesuai dengan namanya, ia adalah simbol akan harapan, tentang perdamaian di muka bumi selamanya.

peace-pagoda-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcompemandangan-annapurna-di-peace-pagoda-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcompeace-pagoda-nepal-2-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomaktifitas-di-peace-pagoda-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomdetail-peace-pagoda-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcom

*****

trekking-di-bukit-ananda-pokhara-2-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomtrekking-di-bukit-ananda-pokhara-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomberperahu-di-danau-phewa-pokhara-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomberperahu-di-danau-phewa-pokhara-2-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomberperahu-di-danau-phewa-pokhara-3-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomberperahu-di-danau-phewa-pokhara-4-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcom

Hari 7 & 8 – Kejutan di Patan

Setelah tuntas menyapa Himalaya, kami kembali ke Lembah Kathmandu. Dan bermalam di Lalitpur, atau Patan Durbar Square yang merupakan ibukota terakhir Wangsa Malla. Kerajaan ini kemudian ditaklukkan oleh Wangsa Shah yang  menyatukan Nepal. Menjadi sebuah kerajaan baru, yang pada masa awalnya membentang dari Punjab di sisi barat, hingga Sikkim di sisi timur.

Lalitpur adalah kota tua yang penuh warna. Sudut-sudutnya kaya akan cerita, dan sangat ramah untuk didokumentasikan. Kami menghabiskan hari-hari terakhir di Nepal, dengan berkelana dan merangkai kisah pada labirin-labirinnya.

memberi-makan-merpati-di-patan-lalitpur-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomkesibukan-pagi-di-patan-lalitpur-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomgerbang-golden-temple-di-patan-lalitpur-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomkesibukan-di-patan-lalitpur-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomdi-temple-house-patan-lalitpur-6-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcom

*****

Di Patan saya memberi kejutan, bagi sembilan teman seperjalanan. Sebelum kembali ke tanah air, saya ingin mereka merasakan langsung bermalam di akomodasi bergaya Newari.

Penginapan bernama Temple House ini menempati sebuah bangunan asli bangsa Newar yang langgamnya dipertahankan secara turun temurun. Dengan dinding-dinding bata terbuka, dan kayu yang mendominasi sisanya. Jendela-jendelanya mengarah langsung ke kota tua, serta inner courtyard yang menjadi ciri khas hunian di Nepal.

di-temple-house-patan-lalitpur-5-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomdi-temple-house-patan-lalitpur-3-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcomdi-temple-house-patan-lalitpur-2-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcom

*****

tim-bartzap-dotcom-di-kathmandu-durbar-square-nepal-cultural-trip-2018-catatan-perjalanan-bersama-kawan-bartzap-dotcom

Pada akhirnya segala keseruan perjalanan itu harus berakhir. Meninggalkan pengalaman dan kisah baru bagi kami semua yang menjalaninya. Jauh lebih banyak dari foto-foto yang bercerita. Dan jauh lebih kaya dari warna-warna yang tertangkap kamera.

Semoga di kesempatan lain, BARTZAP.COM masih mendapat kepercayaan untuk menjadi teman seperjalanan kalian.

Salam!
Protected by Copyscape Online Plagiarism Software

Posted by

a Globetrotter | a Certified Diver: PADI Advance Diver and AIDA** Pool Freediver | a Photography Enthusiast | a Laboratory Technician.

65 thoughts on “A Photo Journal: Nepal Cultural Trip 2018

  1. Foto2nya super bikin envy n super keren ..jadi mengamati sudut pandang pengambilan foto, ekspresi wajah orang yang di foto dan warna. Nepal terutama Kathmandu memang kaya warna eksotik ya. Pengen belajar photografi. Adain cultural trip seperti ke Lasem, Kudus, atau tempat industri kerajinan batik, perak donk Ka sambil ada kelas photography hahahah permintaannya macem2 yak smoga bisa dikabulkan.

    Liked by 1 person

    1. Iya betul. Lembah Kathmandu memang eksotik banget. Pesta pora deh buat yang suka motret tempat dan momen-momen unik.

      Boleh juga idemu Nit. Aku tertarik juga sih, biar sekalian share ilmu ya. Hmmm coba aku pelajari dulu ya.

      Like

  2. aku salut sama kak Bart yang berani bikin open trip begini. aku sebenernya juga tertarik banget buat bikin open trip, nggak usah jauh jauh deh, ke jogja misal.
    cuma aku nggak berani, karena aku belum tahu apa yang menjadi minat orang-orang yang akan ikut. misal kayak Kak Bart yang berani menyisipkan wisata jalan di tengah kota. aku kadang mikir, emang mau ya orang itu jalan jalan di tengah kota begitu? biasanya kan pada senengnya ke alam alam gitu soalnya.

    Liked by 1 person

    1. Kalau menurutku nih ya, kita sebagai penyelenggara, harus merasa tertarik dulu dengan kegiatannya. Karena menurutku jalan kaki keliling Kathmandu itu menarik, maka ketika aku menawarkanpun aura menariknya bisa aku sampaikan dengan jelas.

      Karena seberapa menariknyapun sebuah objek/tempat/kegiatan, kalau sebagai penyelenggara kita gak yakin itu menarik, maka nanti client juga akan ‘ketularan’.

      Jadi ayo coba dipilih aja Gallant, kegiatan menarik apa yang bisa dirimu tawarkan. Tenaaang, selalu ada pasar untuk digarap kok.

      Yang penting satu lagi sih, jangan terburu-buru untuk buka open trip. Aku sendiri mempelajari Nepal selama 5 tahun, dan butuh bolak-balik 3 kali sampai merasa pede buat membuka open trip. Itu pun masih merasa kurang di sana-sini.

      Semangat yaaaa 🙂

      Liked by 1 person

      1. Wah hahaha, kenapa ya? Mungkin dia memang bukan pasar yang tepat berarti. Tapi nih ya, aku malah penasaran dan pengen eksplor alamnya Jogja. Pas ke sana, lebih banyak eksplor budaya sama kulinernya aja.

        Pengen camping-camping gitu di pantai selatan. Seru itu kayanya.

        Liked by 1 person

  3. Ya ampun keren banget sih.
    Jadi mupeng deh pengen ke Nepal. Hhahaha.
    Cuma gak tahu deh bakal kuat apa nggak sama dinginnya disana, wkwkwk 😆
    Btw fotonya keren2 mas, apalagi foto yang pertama.
    Cakep banget 😀

    Liked by 1 person

    1. Kalau ke sananya pas musim semi kaya kami kemarin, pasti kuat deh Hans. Udaranya sejuk biasa kok, masih normal. Siang bisa jalan-jalan pakai kaos dan celana selutut. Malamnya pun cukup pakai jaket biasa. Kaos juga masih tahan.

      Kalau musim monsoon atau panas, di sana udaranya bisa panas dan lembab. Sementara kalau musim dingin, jangan ditanyaaaa ,,, bisa merana. Karena gak semua tempat ada heater nya.

      Aku pertama ke Nepal tahun 2013, pas musim dingin. Ya gitu deh, agak susah menyesuaikan diri. Meskipun tetap seru.

      Makasih Hans sudah mampir dan tinggalkan komen yaaa 🙂

      Like

    1. Hahaha makasih kak 🙂

      Aamiin aamiin, iya dooong semoga kapan-kapan bisa ikutan cultural trip ke Nepal. Pasti dirimu akan bawa pulang banyak cerita dan foto yang lebih keren.

      Like

  4. Buatku Nepal adalah salah satu negara yang paling menarik untuk dijelajahi, dan bahkan di Kathmandu yang banyak orang bilang padat, chaotic, berdebu, aku malah justru suka lho mblusuk-mblusuk ke gang-gang sempitnya (meskipun akhirnya sempet nyasar). Btw itu makanan yang bulat-bulat ada semacam saus di tengahnya, cara makannya dipecahin atasnya terus sausnya dituangin ke dalamnya bukan? Soalnya sekilas mirip banget sama salah satu jajanan yang aku cobain di Chennai yang kata temenku orang India jajanan itu asalnya dari Kolkata. Enak itu seingetku.

    Liked by 1 person

    1. Setuju Bam, aku juga merasa begitu. Lembah Kathmandu (Kathmandu, Patan, Bhaktapur) meskipun berdebu, padat, dan chaotic itu sangat menarik banget. Dan belakangan aku suka suasana Patan, terutama di pagi hari. Seru aja hunting foto di sana, banyak kegiatan yang menarik. Dan masyarakatnya pun cukup ramah dan terbuka untuk didokumentasikan.

      Iya Bam. Makanan itu Pani Puri, atau mungkin ada yang sebut juga Golgappa. Aku rasa ini warung tempat kita mampir beli cemilan sebenarnya kokinya bukan asli Nepal, melainkan India. Jadi isi warungnya kebanyakan masakan-masakan India, walaupun sudah diolah dengan citarasa Nepal yang lebih ‘damai’ di lidah. Ya mungkin juga karena mereka satu benua, jadi makanannya saling mempengaruhi. Enak bangeeeet memang. Sensasi rasanya pas pecah di mulut itu lho yang unik 🙂

      Like

  5. Sekali lagi keunggulanmu adalah ngga hanya narasi yang ciamik tapi juga photo stories yang sangat ‘bercerita’, Mas. Aku terbuai banget sama sajian foto-foto indahnya. Tambah baca cerita perjalanannya langsung berasa ikut jalan-jalan juga😀. Sedikit banyak aku udah bisa membayangkan suasana di Nepal kayak apa dari cerita suamiku yang juga pernah ke sana sebelum gempa. Dan lihat postingan ini jadi melengkapi imajinasi tentang Nepal. Semoga aku bisa ikutan open trip mu satu saat. Nabung heula hahahaha😂.

    Liked by 1 person

    1. Terimakasih banyak untuk compliment nya kak Molly. Semoga aku bisa terus mempertahankan dan meningkatkan hal ini 🙂

      Kebetulan aku pernah mengunjungi Nepal sebelum gempa terjadi, sehingga ketika jalan-jalan bareng bulan Maret 2018 lalu, aku bisa kasih informasi apa yang dulu ada dan sekarang sudah tidak ada di sana. Sebenarnya sedih juga, karena beberapa bangunan yang hilang itu ibaratnya mahakarya rumit yang sulit untuk dibangun ulang.

      Aamiin aamiin, semoga bisa ikutan jalan bareng ya kapan-kapan. Tapi kalau misalnya kak Molly ada rencana ke sana secara mandiri dan butuh info-info tambahan, jangan sungkan buat kontak ya kak. Free kok buat kak Molly 🙂

      Like

  6. Selamat untuk keberhasilan open trip-nya, mas! Aku juga punya semangat yang sama denganmu, ingin mengajak orang lain memiliki pengalaman backpacking yang kudapat di negara-negara tetangga. Tapi aku baru pede ke Singapura, KL, dan Bangkok, itu pun masih ada beberapa “kekacauan” karena lupa kondisi lapangan 😀
    Dirimu sudah berapa kali ke Nepal sampai hafal begitu?

    Satu tulisan memang tidak akan cukup merangkum perjalanan selama 8 hari. Maka dari itulah aku membuat tulisan berseri 🙂

    Liked by 1 person

    1. Terimakasih Gi 🙂

      Jujur sebenarnya aku sudah lama ditanya-tanyain soal bikin open trip sama beberapa kawan ke Nepal. Cuma aku sengaja gak mau terburu-buru.

      Khusus untuk Nepal ini, aku pelajari selama 5 tahun dan sekitar 3 kalian bolak-balik ke sana, baru aku pede buka open trip. Itupun ada beberapa hal yang harus terus aku update, terutama paska gempa besar tahun 2015 lalu.

      Tapi ada bagusnya juga sih, jadi aku bisa kasih informasi tambahan ke teman-teman seperjalanan, tentang apa yang berubah setelah gempa itu. Karena kebetulan aku ke sana pertama kali sebelum ada gempa.

      Kalau untuk perjalanan pribadi, aku biasanya bikin tulisan secara berseri. Tapi karena ini ibaratnya laporan pandangan mata dan kamera, maka aku padatkan dalam satu tulisan saja.

      Liked by 1 person

      1. Sambil menyelam minum air Gi. Kebetulan setelah kunjungan yang pertama, aku beberapa kali dapat kesempatan untuk trekking ke Himalaya. Nah, setiap habis turun gunung, aku sempatkan diri untuk keliling-keliling lagi supaya lebih paham. Jadi pas buka open trip, aku lebih siap dengan medannya.

        Selain itu khan aku juga harus cari partner lokal yang bisa dipercaya.

        Liked by 1 person

  7. Salah satu peserta trip nya aku kenal. Hehehehe
    .
    .
    Itu photo danaunya minta banget segera disamperin hiks … dan seperti biasa aku selalu iri dengan gaya tulisan dan photo nan bagusnya bartzap 🙂

    Liked by 1 person

    1. Benar mas.
      Insya Allah Maret 2019 ada lagi, kalau kemarin harga tripnya aja 6 juta. Tapi untuk tahun depan, nanti harganya akan diumumkan pada waktunya. Bisa jadi ada penyesuaian karena dollar juga sudah naik agak jauh dibandingkan tahun kemarin.

      Like

    1. Terimakasih Her 🙂

      Sebenarnya sih secara umum, India lebih maju dan modern dibandingkan Nepal. Kalau hal ini kita ukur dari infrastruktur, kondisi ibukota, transportasi, bandara, dan beberapa sarana publik lainnya. Cuma mungkin karena India lebih luas negaranya, jadi terkesan bisa jadi seperti itu.

      Yang pasti sih secara umum orang Nepal jauh-jauh lebih ramah dan menyenangkan dibandingkan India. Setelah aku beberapa kali ke Nepal pun, terkesan kalau scam nya gak separah India.

      Dirimu harus ke Nepal deh Her. Aku jamin suka. Masakannya juga lebih ‘damai’ di lidah Indonesia. Dan ongkos hidup di sana juga tergolong murah.

      Kalau ada rencana mau main ke Nepal, kabarin aja ya.

      Like

  8. Ulasannya Kerenn
    photo photonya kerenn
    tapi yang paling keren pengalaman perjalanan ke Nepal yang tak terlupakan
    apalagi di guide oleh mas Bartz yang sudah hafal banget mengenai Nepal
    Makasih mas Bartz,.
    kalau ada trip lagi, bolehlah ikut bareng istri. biar lebih puas lagi belanjanya…

    Liked by 1 person

    1. Untuk suhu di Kathmandu, tergantung musimnya. Kalau musim panas atau monsoon ya bisa lumayan panas dan lembab. Tapi pas di musim dingin bisa sangat dingin. Kebetulan saya ke sana pertama kali di musim dingin, lalu dua kali sisanya termasuk trip yang satu ini adalah di awal musim semi.

      Like

  9. Saya menghabiskan 16 hari di Nepal, waktu yg cukup nanggung untuk biaya visa rugi nambah 15 USD karena kelebihan 1 hari. Dan itu pun masih sangat kurang lama. Haha…
    Hari terakhir saya juga memanfaatkan waktu dengan menginap di rumah bergaya newari berusia lebih dari 500 tahun di Kathmandu Durbar Square nama penginapan nya Dwarika’s Chenn. Pagi hari adalah waktu terindah saat tinggal di sana, dari roof top kita bisa lihat matahari terbit yg muncul dari balik atap candi candi tua yg dibangun dari abad ke 17. Suara lonceng dan sayup2 mantra di kuil juga terdengar dari dalam kamar, 3 menit kemudian saya sudah berada di kawasan world heritage site kathmandu durbar square lewat pintu belakang penginapan yg tembus ke sana.

    Liked by 1 person

Leave a comment