“Ke Nepal, ngapain? Memang ada apa di sana?”, itu adalah pertanyaan yang paling sering saya dengar setiap kali seseorang tahu saya pernah mengunjungi negeri itu.
Walaupun Nepal saat ini bukanlah negara yang sulit untuk dicapai, tapi bagi kebanyakan orang sepertinya ia masih merupakan sebuah negeri antah berantah. Letaknya yang berada di antara dua negara berkebudayaan agung –China dan India– menjadikan Nepal sebagai area kecil yang agak terlupakan. Namun, sesungguhnya banyak hal yang bisa dinikmati dan dilakukan di sana. Bahkan, sebagian di antaranya sangat unik dan spesifik. Hanya ada di Nepal!
Berikut ini saya berbagi tentang 9 hal yang bisa kalian lakukan, nikmati, dan temui jika berjalan-jalan di Nepal:
1. Memandang Himalaya Secara Langsung.
Ini adalah sebuah pembuka yang luar biasa. Menyaksikan jajaran pegunungan yang rata-rata lebih tinggi dari pegunungan manapun yang ada di dunia. Jika cuaca cukup bagus, kalian bisa mengamati sembulan barisan pegunungan karang dengan tubuhnya yang gelap, dan dipuncaki oleh putihnya salju yang berlapis-lapis. Dan tahukah kalian jika berjuta-juta tahun yang lalu, justru pegunungan itu adalah bagian dari dasar samudera?


Ada banyak tempat yang bisa kalian jadikan sebagai titik pengamatan Himalaya, tergantung dari range nya. Misalnya: kalian bisa sarapan di Nagarkot bersama pemandangan puncak Everest di range Sagarmatha, atau bisa juga menikmati matahari terbit dan tenggelam di Sarangkot View Point sembari menyaksikan Himalaya range Annapurna dengan puncak Machhapuchhare atau Fish Tail nya yang angkuh dah unik.
Tak perlu latihan fisik yang berat untuk aktifitas ini. Naik turun puluhan anak tangga, tidak terlalu sulit khan?
2. Berpetualang di Kota-Kota Kuno.
Lupakan lansekap kota-kota lama di Jakarta, Semarang atau bagian lain Indonesia yang saat ini sedang menjadi tren. Karena kota-kota kuno yang ada di Nepal akan membuat kalian serasa terlempar jauh ke beberapa abad silam.
Meskipun beberapa kota kuno di Nepal yang ada saat ini didominasi oleh peninggalan dari abad ke 16 Masehi, namun sejatinya sejarah mereka telah bermula bahkan sejak abad ke 3 Masehi. Misalnya saja kota kuno Bhaktapur, yang keindahannya dibangun di balik kisah berdarah para senimannya. A bloody beauty!

Dan jika cukup beruntung, kalian bisa menemui Dewi Kumari, seorang living-goddess di metropolitan kuno Kathmandu. Istananya yang berada di dalam pusat Kathmandu Durbar Square menjadi salah satu tempat yang paling sering dikunjungi orang, selain kompleks Istana Raja yang berada di dekatnya.

Dan jangan lupakan Patan (Lalitpur). Sebuah kota kuno yang terkenal sebagai penghasil karya-karya seni Newar berkualitas tinggi, serta merupakan bagian dari tiga serangkai kota kuno di lembah Kathmandu. Meskipun ia terimbas gempa pada bulan April 2015, sebagian bangunan-bangunannya masih dapat diselamatkan, dan mulai diperbaiki kembali. Museum Istana yang berada di kota kunonya merupakan salah satu yang terbaik dari semua yang pernah saya lihat di Nepal.
Jika kalian penyuka arsitektur kuno, penggemar sejarah, serta kisah-kisah dibaliknya, maka kegiatan satu ini akan membuat kalian amat bersemangat. Paling tidak, kalian akan mempunyai koleksi ‘calon postingan‘ instagram yang keren banget!
3. Berbelanja dan Hang Out di Thamel.
Thamel adalah area berkumpulnya pejalan dan petualang dari seluruh dunia yang bermaksud menikmati Nepal dengan berbagai cara. Di dalam area yang berbentuk labirin tersebut terdapat banyak penginapan, pedagang souvenir, toko peralatan outdoor, kafe, restaurant, toko buku, hingga travel agent.
Jika kalian pemburu barang-barang antik dan souvenir berlanggam Himalaya, maka Thamel adalah area yang tepat untuk berburu hingga puas. Semua tersedia di sini. Dengan cakupan harga beberapa puluh ribu rupiah, hingga jutaan rupiah. Dan dengan kepandaian menawar yang mumpuni, mungkin kalian bisa mendapatkan barang unik dengan harga cantik.

Selain itu sebagai tuan rumah dari Pegunungan Himalaya yang termasyhur, maka jual beli peralatan kegiatan outdoor menjadi salah satu bisnis yang paling mudah kalian temukan di Thamel. Kualitas, kuantitas, dan varian barang yang dijual pun beragam. Harganya juga relatif terjangkau. Bahkan banyak yang menyediakan barang-barang second dengan kondisi yang cukup baik. Tak perlu pusing membeli dan membawa peralatan tersebut dari Indonesia jika ingin berpetualang di Nepal, karena kalian bisa mendapatkan semuanya di Thamel.

Mau sekedar hang out di Thamel pun asyik. Ada berbagai macam kafe dan restaurant yang tersebar di dalamnya. Mau masakan khas Nepal, India, Tibet, atau western? Lebih suka kafe, restaurant, atau kedai sederhana? Mau masakan halal atau non halal? Tinggal pilih saja. Dan yang pasti harganya murah. O iya, jika kalian suka dugem juga bisa lho.
4. Mencicipi Masakan Khas Himalaya dan Anak Benua India.
Mencoba masakan tradisional suatu negara yang kita kunjungi adalah sebuah cara untuk meninggalkan jejaknya dalam memori kita. Tak perlu khawatir, masakan khas Nepal cukup bersahabat di lidah orang Indonesia. Apalagi jika kalian terbiasa mengkonsumsi masakan Minang. Rasanya mirip-mirip lah.
Tapi yang wajib dicoba adalah momo dan juju dhau. Momo adalah semacam dumpling dengan beraneka pilihan isian dan kuah yang khas. Ada yang berisi daging ataupun sayuran. Sedangkan juju dhau adalah yoghurt khas Bhaktapur, yang berbahan dasar susu kerbau, dan memiliki rasa masam manis yang spesifik. Tidak afdhol datang ke Nepal tanpa mencoba keduanya.

Selain itu kalian juga bisa menikmati beberapa masakan Nepal lainnya yang terpengaruh oleh citarasa India, Tibet, maupun China.
5. Mengunjungi Kuil-kuil Spektakuler.
Sebagai negara berlatar belakang Hindu dan Buddha yang teramat kental, kuil menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup keseharian rakyat Nepal. Hampir semua kuil besar yang ada di Nepal memiliki sejarah dan arsitektur yang menarik untuk digali. Bahkan kegiatan yang ada di sekitarnya pun sangat menarik untuk diamati.
Kuil Swayambunath yang memiliki kemuncak blink-blink keemasan dan terletak di atas bukit, serta kuil Boudhanath dengan stupa raksasa bergaya Tibet nya adalah dua buah kuil yang tak boleh terlewatkan jika berkunjung ke Kathmandu.
6. Menyaksikan Upacara dan Proses Kremasi di Pashupatinath.
Jika di Bali kalian harus menunggu saat -saat tertentu untuk dapat menyaksikan upacara pembakaran jenazah (ngaben), maka di Kathmandu kalian bisa menyaksikannya kapanpun kalian mau. Karena proses kremasi di Kompleks Kuil Pashupatinath berlangsung terus menerus selama 24 jam. Kesan magis serta kesakralannya tetap akan terasa, meskipun kalian mengamatinya dari kejauhan.

Dan menyaksikan proses kremasi secara langsung di Kuil Pashupatinath akan menjadi satu pengalaman tersendiri yang tak akan terlupakan, selepas kalian meninggalkan negeri tersebut.
7. Bersafari di Taman Nasional Chitwan.
Menunggangi gajah untuk menyusuri hutan belantara, sembari mengamati kehidupan liar di dalamnya adalah pilihan kegiatan lain yang bisa dilakukan dengan mudah di Nepal. Dan rekomendasi utama untuk itu adalah Taman Nasional Chitwan.

Buaya, Badak, dan Harimau Benggala (Panthera tigris tigris) yang mulai langka menjadi daya tarik utama dari taman nasional seluas 932 km persegi tersebut. Area ini juga menjadi lokasi favorit untuk berburu dan bersafari para bangsawan, termasuk Ratu Elizabeth II dan Pangeran Phillip dari Inggris yang menjadi sahabat keluarga Kerajaan Nepal.
Namun, setelah statusnya berubah menjadi Taman Nasional, perburuan hewan-hewan liar di Chitwan kini mulai dilarang. Padahal dahulu dalam sejarahnya, Raja George V dan Pangeran -kemudian Raja- Edward VIII dari Inggris tercatat pernah menewaskan 39 harimau Benggala dan 18 badak dalam sebuah safari perburuan di tahun 1911. Jangan ditiru ya!
8. Bersantai dan Berwisata Alam di Pokhara.
Pokhara adalah kota terbesar kedua di Nepal yang juga terkenal sebagai kota wisata. Namun begitu ia sangatlah kontras jika dibandingkan dengan Kathmandu yang hiruk pikuk. Dan cara terbaik untuk menikmatinya adalah melalui paduan berpetualang, santai, dan makan.

Kalian bisa mencoba olahraga yang menantang adrenalin di pagi hingga siang hari, semacam paragliding -dengan pemandangan Himalaya-, rafting, dan mountain biking. Dilanjutkan dengan bersantai di tepi Danau Phewa pada sore hari, dan menikmati makan malam yang romantis di kafe dan restaurant yang tersebar di dalam kotanya.
9. Trekking ke Himalaya.
Ini adalah petualangan paling ekstrim, yang bisa kalian lakukan di Nepal dengan kocek terjangkau. Asal kalian cukup sehat dan bugar. Yup, trekking menyusuri punggungan Himalaya dan meraih puncak-puncaknya! Ini akan menjadi satu pengalaman berharga yang bakal menghiasi sejarah perjalanan hidup kalian.

Beberapa jalur trekking di Himalaya bahkan memungkinkan untuk dijalani secara solo alias seorang diri. Seperti yang pernah saya lakukan pada bulan April 2016 lalu, ketika melakukan solo trekking selama delapan hari di Himalaya, demi mencapai Annapurna Base Camp pada ketinggian 4130 meter di atas permukaan laut.
Percayalah, kalian tak akan menyesal jika berhasil melakukannya!
Selain sembilan hal di atas, persinggungan dengan rakyat Nepal yang ramah serta bersahabat, akan meninggalkan bekas mendalam pada perjalanan kalian. Saya jamin!
Sebagai pelengkap, berikut adalah kisah berseri saya dalam menyusuri Nepal, ditambah satu tulisan ‘impian’ yang akhirnya membuat saya berhasil menapaki Himalaya. Kalian bisa membacanya, demi mendapatkan detail yang lebih banyak. Tenang, meskipun judulnya berbahasa Inggris, keseluruhan isinya dalam bahasa Indonesia kok.
- An Overture of Nine Days Journey.
- Welcome to Nepal.
- Kathmandu, First Encounter.
- Overnight at The End of The Universe.
- Goodbye Nagarkot, Hello Bhaktapur!
- City of Devotees.
- Bloody Beauty.
- Dusk in The City of Newar.
- Au Revoir, Bhaktapur!
- The Third Eye.
- The Monkey Temple.
- The Ancient Metropolis and The Living Goddes.
- The Garden of Dreams.
- Road to Himalaya!
- Lake and The City.
- A Story of Gurkha Warriors and Peace Pagoda.
- Cremation – Scenes of Life and Death at Pashupatinath.
- Solo Trekking to Annapurna.
- [+Video] 20 Jam di Annapurna Base Camp Himalaya.
- Tenzing-Hillary Lukla: Memacu Adrenalin pada Bandara Paling Berbahaya di Dunia
Jadi, kapan kalian mau main ke Nepal?
Tulisan ini bakal buat bekal banget nih hehehe..banyak linknya sekalian di gabung dalam satu artikel..Emang TOP deh Kak Bart 🙂
LikeLiked by 1 person
Udah kaya buku panduan ini, nanti yang lebih lengkapnya dalam bentuk buku aja sekalian ya hahaha 😀
Jadi kapan mau berangkatnya Nit? Udah beli tiket khan?
LikeLike
Berangkat 12-19Nov..tiket udah di tangan tapi cuti nya masih mikir..lebih deg2an daripada adventurenya sendiri soal cuti*nasib karyawan hahahha
LikeLiked by 1 person
Hahaha ya begitulah. Kemarin-kemarin aku juga gitu, tiap mau pergi pasti ribet karena urus cutinya. Padahal liburnya udah 2 minggu 😀
Buruan urus Nit, sayang lho kalau dibatalin. Semoga lancar ya semuanyaaa …
LikeLike
Iya Kak Sipp..ini bareng temen pula dan rencana nginep di rumah temannya yang orang Nepal 🙂
LikeLiked by 1 person
Wuih mantap tuh, langsung bersinggungan dengan keseharian warga lokal pula 🙂
LikeLiked by 1 person
Ada teman yang aktif di organisasi Bahasa Esperanto. Iya lumayan banget diajak bareng 😄
LikeLiked by 1 person
Wuih, mau dong belajar bahasa Esperanto 🙂
LikeLike
Klo Kak Bart mau boleh tuh aku kenalin ke komunitas Esperanto lewat temenku.
LikeLiked by 1 person
mauuuuu ….
LikeLike
kalo ditanya kapan mau ke nepal? entar nunggu tiket promo, btw tiket promo kesana sekitar brpaan sik?
LikeLiked by 1 person
Promo paling murah yang pernah aku dapat sih 1.5 juta Jakarta – Kathmandu pp, pakai AA.
Yang kedua gak promo-promo amat tapi murah juga, karena dipadu dengan Malindo Air dan Garuda pas baliknya. Kalau pesan jauh-jauh bulan bisa kok dapat yang murah 🙂
LikeLike
oh segituan ya, oke deh mau hunting tiket dulu
LikeLiked by 1 person
Selamat hunting tiket Bud 🙂
LikeLike
Nah ada yang langsung dari Jakarta ternyata. Selama ini mikirnya selalu via KL.
Nanti kalo ada tiket ke sana, jelas blog ini akan diubek dan penulisnya “diteror” 😀
LikeLiked by 1 person
Meskipun ada yang lewat Jakarta, tetap transit KL dulu Yan. Dan kalau misalnya ada penerbangan promo dari Palembang ke KL, dan KL – Kathmandu, kayaknya mendingan ambil yang itu aja untuk dirimu.
Siaap, aku siap diteror ,,, dengan bayaran tertentu! Hahahaha 😀
LikeLike
Oh tetep transit ya. Barusan buka lagi situs AA *setelah sekian lama memejamkan mata haha* dan dari Jakarta banyak juga rutenya (walaupun gak ngecek apakah transit juga atau nggak).
Bayaran? sepiring pempek cukup? 😀
LikeLiked by 1 person
Iya tetap transit, tapi biasanya gak terlalu lama. Karena dari KL ke Kathmandu akan tukar pesawat yang lebih besar.
Iya dari Jakarta semakin banyak, rata-rata sih fly through.
Hahahaha becanda Yaaan … gratis kok, asal gak nanya tengah malam buta aja 😀
LikeLike
Nepal emang terkenal dengan bangunan kuno, Himalaya, dan banyak lagi lainnya. Aku jadi ingat teman yang sengaja menabung dan rencananya ingin bersepeda di Kathmandu.
LikeLiked by 1 person
Nah iya bersepeda di Nepal juga seru, ada paketan bersepeda sejarah dan juga bersepeda di Himalaya sekarang. Semoga bisa kesana suatu saat nanti ya Rullah 🙂
LikeLike
Amiinn, wah kabar bagus itu kalau ada paketan sepedanya. Benar-benar menggoda hehehehh
LikeLiked by 1 person
Banyak banget Rullah, tinggal pilih mau di Himalaya-nya atau paketan bersepeda sambil wisata budaya dan sejarah.
LikeLike
kalau saya sih .. pengen bangetttt ke Nepal.
alamnya spectacular, tradisi dan bangunan bangunan kuno-nya sangat menarik.
Lihat Nepal seperti berada di masa lalu ..kerenn
tapi yang paling jadi impian sih … sesepedahan di himalaya .. 🙂
LikeLiked by 1 person
Saya doain bisa segera kesampaian ya. Pengen juga sih nyobain sepedahan di gunung macam itu, pasti seru ,,, cuma saya harus banyak latihan dulu. Udah lama gak sepedahan, kagok 😀
LikeLike
Baca ini di otakku kayak ada petualang super keren (kayak Jason Bourne) duduk di pedalaman entah mana yang eksotis banget sambil baca buku trus laptop di sebelahnya sambil nulis sesekali. Hahahaha.
LikeLiked by 1 person
Dari deskripsimu, aku malah bayangin sebuah hutan pulau tropis di Pasifik yang banyak berisi buah-buahan dan hewan liar plus danau-danau berair jernih 😀
LikeLike
Aaaaaaak…. Serunya tinggal di situ Ooom…
LikeLiked by 1 person
Yakin Dan? Gak bisa gaol di mall lho hahahaha.
LikeLike
Bakat jd tour leader nih kk, mr bartz memang spesial nepal
LikeLiked by 1 person
Hahaha kok bisa gitu mas?
Ini sih karena aku nyeritainnya terlalu diurutkan, jadi kesannya spesialis Nepal, padahal cuma jalan 9 hari aja 😀
LikeLike
9 hari itu lama loh,ap lg sendirian mas..:))
LikeLiked by 1 person
Lumayan hehehe, cuma makin kesini kayaknya pengen makin lama lagi mas 🙂
LikeLiked by 1 person
Ditunggu cerita selanjutnyah..hehee
LikeLike
bar kalau trekking ke Himalaya latihan persiapannya gimana? harus lari tiap harikah?
LikeLiked by 1 person
Kemarin sih aku persiapannya banyakkin kardio (seminggu 5 kali, dikombinasi): jogging dan renang. Aku gak bisa lari, karena ada masalah di ankle kaki. Terus banyakkin juga stairs-climbing, sama latihan kaki (squat, lunges – super set), dan latihan core juga.
LikeLike
Nepal salah satu negara yg bikin saya penasaran, kebetulan teman saya waktu sekolah dulu dr Nepal, lbh tepatnya dari Kathmandu, dan dia bangga sekali dengan negaranya yang cantik dan selalu menyuruh saya utk berkunjung. Jadi lah pingin tp sampai sekarang belum2 terlaksana. Tlsannya bermanfaat nih!
LikeLike
Mbak Aggy harus kesana, aku jamin suka deh. Karena memang negaranya unik. Meskipun dijepit oleh India dan China, negeri satu ini mempunyai kebudayaan yang sangat khas. Dibandingkan dengan orang India, orang Nepal secara umum jauh lebih ramah dan menyenangkan.
Semoga bisa segera kesampaian main-main ke Nepal ya mbak. O iya, waktu terbaiknya adalah di awal musim semi (April May) atau di akhir musim gugur (October November).
Terimakasih sudah mampir ya mbak 🙂
LikeLiked by 1 person
Waktu kesana itu yang paling di kepinginin itu nomer 1 dan 9, ehhhhh ladalah justru nomer 1 dan 9 yang nggak dapat. Nasib. di Nagrkot dapat rantai2 bertudung salju tap bawahnya penuh gumpalan awan. Di Sarangkot, parah. dapat kabut doang. huaaaaaaaaaa itu tandanya harus berangkat lagi kesana. Aamiin
LikeLiked by 1 person
Harus banget mbak. Dan biar gak nanggung, sekalian nanjak aja ke Annapurna hehehe … Yok, tak ewangi nyemangati wis 😉
LikeLike
Harus banget mbak. Dan biar gak nanggung, sekalian nanjak aja ke Annapurna. Tak ewangi nyemangati wis …
LikeLike
Lengkap sekali cerita perjalanan Nepal nya, pastinya lgs click favorites ! 🙂
LikeLiked by 1 person
Terimakasih kak. Aku juga langsung bookmark tulisan jalan-jalan ke Iran mu. Pengen banget soalnya 😊
LikeLike
“Ngapain ke sana???”
Pertanyaan itu sering banget dilontarkan temen-temenku setiap aku jalan dan sekarang jadi terbiasa. 🙂
LikeLiked by 1 person
Abis Bama jalannya ke tempat yang aneh bagi mereka sih hehehe … Jadi mau kemana lagi Bam abis ini?
LikeLike
Nepal keren ya, bikin kangen. dan jangan lupa salah satu tempat yang terkenal di Nepal. Lumbini, The Birthplace of Lord Buddha 🙂 .
LikeLiked by 1 person
Iya, bikin kangen. Enjoy banget di sana soalnya. O iya, itu Lumbini, gak boleh dilupakan juga. Sudah pernah ke sana kah?
LikeLike
Arghhh pemandangan di foto poin pertama…… Ga kuat Abang, Dek…..
LikeLiked by 1 person
Makanya main ke situ dong bang 😀
LikeLike
aku pun sebelumnya berpikiran seperti itu, tapi setelah baca bukunya mas Agustinus sma satu lagi penulis wanita asal Indonesia (lupa namanya) ternyata Nepal begitu populer juga, namun sayang gempa beberapa waktu lalu meninggalkan masalah.
LikeLiked by 1 person
Memang saat ini Nepal belum pulih benar dari gempa April 2015 lalu. Tapi setidaknya perbaikan nyata ada dimana-mana, dan kondisi mereka sudah mampu untuk menerima wisatawan lagi.
Iya di luar negeri sepertinya memang Nepal cukup popular, di Indonesia yang kurang bergaung namanya hehehe
LikeLiked by 1 person
iya aku juga nggak nyangka hehe
LikeLiked by 1 person
Semoga suatu saat kesampaian ke Nepal ya Hen …
LikeLiked by 1 person
aamiin…
LikeLiked by 1 person
Wah seru sekali ya Mas Bart, perjalanan ke Nepal nya benar-benar sangat luar biasa. Nepal ini sangat unik kalau menurut saya dari foto-foto bangunan yang mas sajikan di artikel ini maupun artikel sebelumnya, saya lihat sebuah perpaduan antara budaya India tapi gak bisa dibilang 100% India dan ada juga gabunganya dengan China. Namun kalau menurut saya justru China lah yang mengakulturasi budaya di Nepal ini sehingga muncul pagoda, Kabarnya yang saya denger ketika saya kunjungi kota Xi’an beberapa waktu lalu ada kisah tentang Biksu yang melintasi jalur Sutera menuju ke Nepal untuk membawa kitab suci budha asli berbahasa sankskrit yang akan diterjemahkan nya ke bahasa China, dari hasil perjalanannya tersebut dia membangun sebuah stupa yang merupakan hasil akulturasi budaya antara Nepal dan China yang disebut Big Wild Goose Pagoda yang saat ini ada di kota Xi’an, dan inilah cikal bakal pagoda yang akhirnya menjadi lengket dengan budaya di China namun sebenarnya pagoda itu asalnya dari Nepal CMIIW ya mas saya hanya menyimpulkan saja sih. Nah pagoda yang ala ala menara petir barulah jenis pagoda yang sudah bersentuhan dengan budaya China jadilah dia yang mirip menara petir itu , tapi kalau aslinya Pagoda itu berupa stupa seperti yang ada di Nepal ini. Ok deh mas Bart mhn maaf ya agak panjang ceritanya Terima kasih
LikeLiked by 1 person
Makasih banget Fer tambahan infonya, menarik, boleh juga nih kapan-kapan bisa aku ulik seandainya main-main ke China. Dan memang rasanya sebagai Negara yang bertetangga, pasti ada persentuhah budaya dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dan memang, meskipun Nepal lebih dekat ke India (karena harus dipisahkan oleh Himalaya, dengan China) secara penampilan memang Nepal berbeda banget.
LikeLike
Saya bisa sedikit simpulkan bahwa Nepal merupakan salah satu budaya tertua di dunia bahkan lebih tua dari China, walaupun banyak literatur yang mengatakan bahwa China dan India salah satu kebudayaan tertua yang masih bertahan sampai saat ini (kebudayaan lain seperti Mesopotamia, Romawi, Yunani, dan Mesir yang saat ini sudah tiada) tapi mereka meluputkan Nepal saya yakin di sini lah cikal bakal dari dua budaya China dan India tersebut, mungkin belum banyak ya literatur yang mengarah ke situ sehingga masih abu-abu tentang hal ini, pertanyaan pertanyaan ini mudah-mudahan bisa terjawab kalau saya insyaallah bisa ke Nepal Makasih ya mas Bart untuk insight nya.
LikeLiked by 1 person
Hmm aku agak kurang yakin kalau Nepal lebih tua dari India maupun China Fer, aku rasa sebagai negara Nepal memang jauh lebih muda, karena Kerajaan Nepal bersatu yang dibangun oleh Prithvi Narayan Shah itu baru dibangun pada abad ke 18, sementara kerajaan lain pendahulunya mungkin sejak abad ke 16 atau 17 Masehi.
Tetapi sebagai peradaban, Nepal sendiri tidak bisa dipisahkan dari dataran India, yang pastinya kebudayaan mereka bersaling silang sejak lama. Sebagai mudahnya kita ambil contoh Lumbini (kini masuk wilayah administratif Nepal), yang dipercaya sebagai tempat kelahiran Siddharta Gautama. Dimana aliran kepercayaan atau agama Buddha yang diritisnya merupakan salah satu agama tertua di dunia setelah Hindu, yang lahir jauh sebelum abad Masehi. Dan meskipun Siddharta lahir di Nepal, namun agamanya justru besar di India. Sehingga orang lebih mengenal, bahwa Buddha merupakan produk kebudayaan India.
Hehehe, jadi memang agak membingungkan kalau harus menyimpulkannya dengan mengambil nama Nepal nya saja.
Sama-sama Fer, senang juga bisa berbagi di sini denganmu 🙂
LikeLike
Woooh ini! Baca ini saya gatel pengen motret Nepal, Bart. Terutama pas baca no 2 & 3. Vibenya udah kebayang. Lihat detail-detail bangunannya, moto warga lokal yg lagi nungguin lapaknya, moto warna pakaian yg mereka pake, moto kerut-kerut warga Nepal hehehehe Terus pengen ke kuil-kuilnya juga. Adududuuuuu 💞
LikeLiked by 1 person
Mangga atuh dirancang trip ke Nepal nya Lu. Dijamin pulang bawa oleh-oleh cerita dan foto yang banyak banget 🙂
LikeLike
Pengen ngelihat Dewi Kumariii! 😍
LikeLiked by 1 person
Semoga kesampaian ya Gung, bisa ke Nepal dan ketemu Dewi Kumari.
LikeLike
Makin pengen ke Nepal nih Bart. Serius. Tinggal nunggu share budgetnya.
LikeLiked by 1 person
Didoain bisa segera ya Ne. Amiin …
LikeLike
kece selalu kaaa.
Semoga obrolan kita tentang kak Bartz yang mau nerbitin buku Nepal kesampaian ya
LikeLiked by 1 person
Makasih mas. Amiin amiin, doain biar lancar ya proses nulisnya 🙂
LikeLiked by 1 person
Biasanya aku paling tertarik sama arsitektur dan tata kota. Tapi khusus Nepal, aku penasaran dengan pesona Himalaya-nya.
LikeLiked by 1 person
Kalau begitu ayo dirancang rencana ke Nepalnya Gie 🙂
LikeLiked by 1 person
Ngak ada acara cari jodoh mendesah manja kak ????
LikeLiked by 1 person
Hahaha kalau mas Cum mau coba bolehlah cari jodoh orang Nepal di sana. Cakep-cakep lho mas 😀
LikeLike
wuidih lengkap banget Nepal ini, tambah mupeng hahaha, klo solo traveler cewek pernah ketemu nggak selama di sana? kira2 berapa ya budget kesana tanpa naik gunung ke Annapurna atau gunung2 himalaya lainnya?
LikeLiked by 1 person
Solo traveler cewek kayaknya banyak, aku ketemu beberapa. Cuma saranku, harus tough ya. Meskipun Nepal relatif aman, tetap saja harus lebih jaga diri. Di beberapa tempat dan waktu-waktu tertentu memang tidak disarankan cewek jalan sendiri. Terutama selepas jam 9 malam.
Budget kesana, tergantung berapa lamanya. Sebagai gambaran untuk penginapan, bisa mulai dari Rp 200.000,-/malam dengan sarapan dan WiFi, yang lebih murah kayanya ada. Untuk makan, ya kisaran Rp 30.000 – 50.000,-/sekali makan. Tapi balik lagi ke selera ya. Menurutku sih Nepal termasuk murah. Untuk VoA USD 25 untuk 15 hari, atau USD 40 untuk 30 hari. Untuk masuk tempat wisata bervariasi, tapi cukup murah lah.
Semoga bisa membantu ya.
LikeLiked by 1 person
siip thanks infonya, aku jam malamnya paling malam jam 9 kok klo traveling kecuali tempatnya aman banget kayak singapur atau hongkong bisalah sampe jam 11 malam udah sampe hostel.
LikeLiked by 1 person
di beberapa tempat tertentu malah kalau sudah senja dan gelap ya sebaiknya gak berkeliaran, meskipun secara umum Nepal termasuk aman. Ya untuk jaga-jaga aja.
LikeLike
noted*kak, aku gak akan ((berkeliaran))
LikeLiked by 1 person
Kak tulisanmu ini melengkapi potongan-potongan imanjiansi novel Dee Lestari yang gelombang di otakku 😀
Akoh padamuhhh sama postingan ini, mana dilengkapi sama postingan dari awal *yiaa
Itu nomor 1, makan romantis berdua sama misua kayaknya so sweet bangeeettt.. Dan mengunjungi tempat-tempat kuno, ini mah akoh banget! 😀 hehehehe
LikeLiked by 1 person
Nah ayo bujuk-bujuk suaminya biar diajak liburan ke Nepal mbak, kapan lagi khan makan berdua sambil liatin Himalaya hehehehe.
LikeLike
Aku selalu penasaran dengan negara ini. Sayangnya belum kesampaian juga mengunjunginya hingga saat ini. Lucky me, baca tulisan kamu yang ringan namun lengkap, serasa membawa aku ke Nepal.
Kelihatannya makanan di Nepal enak-enak ya, dan lebih pas di lidah kita orang Indonesia dibandingkan makanan negara tetangganya India. Aku belum pernah makan langsung di restaurant di Nepal, tapi dulu teman sekantor yang orang Nepal selalu undang aku buat lunch di rumahnya. Kari ayamnya, mirip2 kari ayam di Indonesia. Ngga terlalu spicy, pokoknya pas banget. Semoga suatu saat bisa berkunjung ke nepal.
LikeLiked by 1 person
Amiin amiin, aku ikut doakan ya mbak semoga bisa ke Nepal suatu saat nanti. Biar gak penasaran lagi 🙂
LikeLike
Wah enak sekali ya. Apalagi kalo berangkat dengan free.. 😀 heuheu
LikeLiked by 1 person
Hahaha pokoknya kalau free sih kemana-mana juga pasti asik 🙂
LikeLike
Dari semua kegiatan di atas, aku masih takjub dirimu bisa pergi sendirian aja.
Hwaaaa anak kayak aku mah mana berani. Kereeen Oppa 😀
LikeLiked by 1 person
Hehehe bisalah kalau cowok sih, banyak yg demen jalan sendirian. Lia kalau gak berani sendirian, yuk rame2 jalannya.
LikeLike
Pekenalkan nama saya Fachry mas, rencananya saya ingin solo traveling kesana,, for the first time naik pesawat, dan ke LN.. gk tau kenapa sempat pilih2 beberapa destinasi, Nepal lah yang masuk di hati.. budaya nya itu lho,, seakan kental banget,,dan satu lagi yang sy pengen coba adalah Bunjee Jumping hehe.. pengen awal tahun depan .. 7 hari ;ah ambil cuti kerjaan .. selama itu destinasi yg cocok kemana aja ya mas.. bisa bantu buat itun nya mas,, menurut mas yang baik
LikeLiked by 1 person
Hallo mas Fachry. Untuk bungee jumping di Nepal, saya gak punya infonya, tapi memang di sana banyak pilihan olahraga alam dan ekstrim. Saran saya sih coba cek di internet dulu, atau nanti setelah sampai di Nepal bisa langsung mendatangi kantor tur dan travel yg banyak beroperasi di mana.
Awal tahun depan sampai dengan bulan maret itu, masih masuk musim dingin di Nepal. Yg perlu diperhatikan cuma masalah baju musim dingin yg harus disiapkan.
Untuk itinerary nya, bisa langsung dibaca di link yang saya cantumkan di artikel ini. Itu berurutan kok mas. Sudah jadi semacam itinerary. Dan waktu itu saya jalan di Nepal selama 9 hari, jadi kurang lebihnya akan cocok dengan waktu yg mas Fachry mau ambil, tinggal nanti dimodif saja cocoknya bagaimana.
LikeLike
Ah, saya ingin melakukan semua itu, Mas, saya seolah meluap-luap kalau berhasil melakukan setidaknya kegiatan berbau alam di sana :’)
LikeLike
Qy sebagai pendaki gunung yang lebih ‘berpengalaman’ dariku, rasanya dirimu harus mencoba untuk bertandang ke Himalaya. Aku doain semoga kesampaian ya, suatu saat nanti. Amiin 🙂
LikeLike
Foto-fotonya indah. Kirain yang pemandangan gajah itu nuansanya cuma ada di The Jungle Book, ternyata foto aslinya juga gitu, gak kebayang gimana kalo dateng langsung.
Pas baca yang ke 9 jadi keinget film vertical limit, malah ngeri hehe.
LikeLiked by 1 person
Semoga suatu saat bisa ke Nepal yaaaa.
Iya sih awalnya ngeri kalau inget film tentang pendakian macam Vertical Limit atau Everest, tapi pas dijalanin asik-asik aja ternyata 🙂
LikeLiked by 1 person
Yoi mas bart, semoga bisa ke sana ketemu saljunya
LikeLiked by 1 person
Asal musimnya pas, insya Allah bisa Za 🙂
LikeLiked by 1 person
Lihat deretan gunung salju merupakan pemandangan yang mistis buatku.
Lengkap dan detail infonya. Disimpan dulu kalau beneran mau berangkat tinggal buka dan nanya2 ke dirimu yach Bart.
LikeLiked by 1 person
Siap Lin, makasih udah berkunjung yaaa 🙂
LikeLiked by 1 person
himalaya keren banget tuh… kapan bisa k sana ya….
hehee.. #ngarep banget#
kunjungi juga blog saya disini
LikeLike
Daki Nepal apa sama ya kek Daki Cartenz?
LikeLiked by 1 person
Kayaknya sih nggak Tom. Dan rasanya lebih susah untuk mendaki Cartenz dari segi pengurusan ijin dan menuju titik mulanya. Walaupun Cartenz gak seberapa tinggi.
LikeLiked by 1 person
Jadi, MR BaRT udah mampir ke everest juga kah? (eh, follow followan wordpress dong biar bisa sahabatan *alasan antimainstream, hahaha)
LikeLiked by 1 person
Everest belum Tom, baru Annapurna aja sempat trekkingnya. Insya Allah Everest dalam waktu dekat, ini lagi bikin persiapannya 🙂
Perasaan aku dah follow waktu blogroll semalam. Belum ya ternyata? Hahaha … baiklah. Ini udah aku follow.
LikeLike
Aku yang sudah follow duluan 😂
Widih, sadis! Andai aku bisa bareng *berkhayal dulu sambil tengok tabungan*
Btw, have a safe trip yass, can’t wait for MR BaRT’s new blog posts!
LikeLiked by 1 person
Makasiiih udah ngingetin juga. Soalnya semalam langsung asik baca-baca aja. Mungkin efek warna-warna Jodipan 😀
Amiin amiin, makasiih.
Sama Tom, ditunggu selalu update-an post mu juga.
LikeLiked by 1 person
Haha, jodipan memang bikin blogger jatuh cinta pada pandangan pertama.
Siap!
LikeLiked by 1 person
Bisa ditiru nih buat kota-kota lainnya juga.
LikeLiked by 1 person
Kayaknya kotanya lebih adem dibanding India ya?
LikeLiked by 1 person
Tergantung ko. Di bagian-bagian tertentu, dan yang berbukit-bukit memang lebih sejuk. Tapi yang di dataran rendah, macam Chitwan dan Lumbini (tempat kelahiran Siddharta) daerahnya panas juga.
LikeLike
Nepal memang luarbiasa… Aku beruntung banget ya bisa menapaki hampir semuanya on solo-trip, kecuali ke ABC itu… Bahkan bisa liat Kumari langsung lho… 😀 dan ke Lumbini juga dan masih pengen balik kesana lagi…
LikeLiked by 1 person
Wah kalau Lumbini malah aku belum kesampaian. Mungkin lain kali kalau ke Nepal, aku pengen main ke Lumbini juga.
Dan yang lebih beruntungnya lagi, sepertinya mbak kesana sebelum gempa terjadi ya?
LikeLiked by 1 person
Benar aku November, 6 bulan sebelum gempa… beruntung sempat melihat semuanya sebelum runtuh 😥
LikeLiked by 1 person
Alhamdulillah, jadi masih sempat lihat banyak tempat sebelum runtuh. Aku kunjungan pertama sebelum gempa, dan di kunjungan kedua setelah gempa. Rasanya sedih aja lihat perbedaannya.
LikeLiked by 1 person
Nah itu pertimbangan sy juga. Udah tau sy suka mewek, jd kalo kesana dan liat pd ga ada lagi pasti ntar wwhuuuuaaaaa…. musti latian mental dulu niii sy..
LikeLiked by 1 person
Semoga nanti pas kesana, sudah tertata lebih baik lagi. Soalnya pas saya balik ke sana April lalu (setahun setelah gempa), masih banyak tempat-tempat yang berserakan batu bata, meskipun sudah mulai dirapihkan.
LikeLiked by 1 person
Seri Nepalnya akan mulai pelan-pelan saya baca om Bart, lah pegimana lagi uda beli tiket >__< aku nyontek itinnya boleh gak hehehe
LikeLiked by 1 person
Silahkan Lid. Boleh bangeeeet, silahkan dicontek itinnya 🙂
Btw, mau berangkat kapan?
LikeLike
Ada yang detial ga format xls ato apa gitu haha, minta kirim email hehe
LikeLiked by 1 person
Gak detail-detail amat sih, cuma hari sama tujuan aja, dan pilihannya. Colek japri di FB Lid, kirimin nomor wa mu.
LikeLike
Si alid emang sial kok, udah mau ke Nepal aja.
Aku nyesel dulu waktu promo air asia telat beli tiket gara-gara nungguin temenku yang galau ikut atau enggak.
Sampe sekarang masih sakit hati 😩
Dan baca-baca soal Nepal bikin tambah sakit hatiii 😣
LikeLiked by 1 person
Hmmm April besok insya Allah aku mau kesana lagi lho 😁😁😁
LikeLike
Sudah, sudah, jangan buat penyesalanku makin dalam kak 😢
Anyway, ini lagi baca2 lagi tulisan nepalnya dari awal
Seruu..
LikeLiked by 1 person
Semangat, insya Allah segera bisa ke sana ya.
Asiiik, semoga bisa dinikmati. Kalau ada masukan boleh lho kak 😊
LikeLike
Wah kamu foto di ABC nya bagus2 ya mas Bart, kami baru selesai trekking ABC 1 bulan lalu dan dijalan papasan dengan Himalayan Black Bear diantara post sinuwa atas dan sinuwa bawah. Overall pengalaman luar biasa.
LikeLike
Wah seru banget dong bisa ketemu Himalayan Black Bear, besar gak ukurannya. Selama trekking kemarin saya cuma ketemu kera Himalaya dan beberapa jenis burung saja. Amit-amit sih kalau sampai ketemu macan gunungnya 🙂
Terimakasih sudah mampir yaaaa.
LikeLike
keren bgt ulasannya ttg nepal.. btw mau nanya dong bulan apa yang cocok untuk traveling kesana yang banyak acara keagamaannya, pengen foto HInya.. hehehe.. oia kalo boleh tau kmaren bulan apa pergi kesana?
LikeLiked by 1 person
Untuk bulan pasti yang banyak upacara keagamaannya saya kurang tahu pasti. Bisa dicari infonya lebih detail di internet, karena memang ada beragam festival di sana, dan bisa berbeda-beda per kotanya. Tapi untuk tahun 2016 kemarin, tahun baru Nepal nya jatuh di bulan April. Dan pada saat tersebut, banyak sekali festival.
Saya ke Nepal sudah dua kali. Untuk yang pertama di bulan Desember (musim dingin) 2013, dan yang kedua di bulan April (awal musim semi) 2016.
Kalau bulan terbaik untuk berkunjung ke Nepal biasanya disarankan pada April – Mei (musim semi) atau October – November (musim gugur), karena biasanya cuaca cerah dan suhu udara nya juga bersahabat.
Semoga jawaban saya cukup membantu yaaa 🙂
LikeLike
Wahhh Mas Bart bisa dinobatkan sebagai Duta Nepal ini mah 😀
Jadi Pegunungan Himalaya dulu dasar laut? Kita berarti sekarang jejak dasar dasarnya bangettt laut dong? 🙂
LikeLiked by 1 person
Boleh, abis itu Duta Inggris dan Duta NZ yaaa 😀
Betul banget Lia, makanya banyak ditemukan fosil binatang laut di karang-karang Himalaya.
LikeLike
Kenapa Nepal? Pertanyaan yang sama seperti yang diajukan teman2 ke saya. Alhamdulillah, meski tidak sedramatis pengalaman sampeyan, kami sekeluarga puas dengan pengalaman berkunjung ke Nepal, setidaknya menunggu sunrise di Sarankot, terbang 1 jam mengelilingi Himalaya dengan Buddha Air, perjalanan darat Kathmandu – Chitwan yang memacu adrenalin, naik gajah di National Park, sungguh tidak sia-sia. Next, Iceland, InsyaAllah. Thanks Mas.
LikeLiked by 1 person
Alhamdulillah. Semoga lancar juga rencana ke Iceland nya ya 🙂
LikeLike