Melancong ke Negeri Seribu Dewa

Boudhanath-Kathmandu-copy
Mata Ketiga pada stupa Boudhanath

Teks dan Foto oleh Bartian Rachmat.

Artikel ini pernah dimuat pada Majalah GoodLife Volume 35/2014.

Nepal memang pantas disebut sebagai Negeri Seribu Dewa, karena ribuan kuil-kuil pemujaan yang bertebaran di seantero negerinya. Namun melancong ke negara kecil yang terletak di antara Cina dan India ini bukan hanya tentang kuil-kuil  kuno, melainkan bentangan alamnya juga memiliki pesona yang luar biasa. Disanalah puncak Everest yang merupakan titik tertinggi dari daratan planet bumi berada.

Nagarkot: Namaste Himalaya!

Nagarkot adalah pilihan yang bagus untuk melewatkan malam pertama setiba di Nepal. Desa kecil yang terletak kurang lebih 32 km di sebelah timur Kathmandu ini, bisa ditempuh dalam waktu satu setengah jam dari Bandara Internasional Tribhuvan dengan mengendarai mobil. Berada pada ketinggian sekitar 2195 meter di atas permukaan laut, menjadikan desa ini sebagai titik ideal untuk menyapa puncak-puncak Himalaya pada kali kunjungan pertama. Sekitar delapan dari tiga belas range Himalaya dapat diamati dari sini, termasuk puncak Everest.

Sarapan pagi dengan sepotong roti Tibet bersalut madu di teras terbuka Café du Mont, sembari menikmati kegagahan jajaran Himalaya merupakan salam pembuka yang luar biasa. Namaste!

Bhaktapur: Kota Para Pemuja

Begitu melangkahkan kaki ke dalam kota ini, kita ibarat terlempar ke dalam mesin waktu yang bermuara pada ratusan tahun lalu. Kota tua yang dilindungi UNESCO dan terdaftar dalam Situs Warisan Dunia tahun 1979 ini, menyajikan atmosfer kuno yang memikat. Berada pada jalur antara Nagarkot dan Kathmandu, menjadikannya sebagai destinasi yang tak mungkin terlewati.

Labirin gang-gang kecil berdinding batu bata merah kecoklatan akan menggiring anda pada puluhan bangunan pemujaan yang tersebar di dalamnya. Di antaranya adalah Kuil Nyatapola yang berbentuk pagoda Newari bertingkat lima dan merupakan salah satu kuil tertinggi di lembah Kathmandu. Kemudian ada Kuil Bhairavnath di Taumadhi Square yang di dalamnya tersimpan batu yang dipercaya merupakan kepala dari Bhairawa, perwujudan pemusnah dari Dewa Shiwa. Jangan lewatkan juga, Kuil Pashupathinath di Bhaktapur Durbar Square yang memiliki dua puluh empat pahatan adegan erotis pada tiang-tiang penyangga atapnya.

55-Windows-Palace
Jajaran jendela pada Fifty Five Windows Palace
Juju-Dhau
Juju Dhau

Selain kuil-kuil berarsitektur Newari, Sikhara, dan Tibetan, di Bhaktapur Durbar Square dapat dijumpai pula Fifty Five Windows Palace yang merupakan bagian dari kompleks istana kuno Kerajaan Bhaktapur. Konon, jendela yang berjumlah lima puluh lima pada istana ini, masing-masing memiliki detail ukiran yang berbeda satu dengan lainnya.

Sebagai penutup anda dapat menikmati Ju Ju Dhau yang dikenal sebagai yoghurt terbaik seantero negeri, sehingga tak salah jika digelari sebagai King Curd.

Kathmandu: Metropolitan Kuno

Ibukota yang didirikan sejak Kerajaan Nepal disatukan oleh Raja Prithvi Narayan Shah dari Gorkha pada dua setengah abad silam ini, merupakan salah satu metropolitan kuno yang sanggup bertahan melawan gerusan jaman.

Seperti Bhaktapur, Kathmandu juga memiliki alun-alun yang dikenal sebagai Kathmandu Durbar Square. Selain kuil-kuil dan istana kuno, disana juga terdapat Kumari Ghar atau Istana Dewi Kumari. Tempat tinggal seorang gadis pra akil balig yang dipercaya merupakan reinkarnasi dari Dewi Kumari. Konon, jika seseorang dapat melihatnya secara tak sengaja di balkon istananya, maka akan mendapatkan berkah dan kemujuran yang luar biasa.

Basantapur, Kathmandu Durbar Square pada Desember 2013

Selain kuil-kuil Hindu, Boudhanath dan Swayambunath merupakan dua stupa umat Budha yang terkenal di Kathmandu. Boudhanath merupakan stupa Budha bergaya Tibet terbesar di lembah Kathmandu, sedangkan Swayambunath merupakan stupa lain yang dibangun di atas sebuah bukit dimana dari situ kita bisa melihat pemandangan keseluruhan kota Kathmandu.

Jika Bangkok memiliki Khao San dan Sukhumvit, sebagai pusat para traveler. Maka Kathmandu memiliki Thamel. Sebuah kawasan berlabirin yang di dalamnya terdapat ratusan penginapan, toko, restaurant hingga agen perjalanan yang menyediakan berbagai kebutuhan para traveler.

Pokhara: Jalan Menuju Himalaya

Jarak antara Pokhara dan Kathmandu sebenarnya hanyalah sekitar 200 km. Namun karena medan tempuhnya yang cukup sulit, maka dibutuhkan waktu kurang lebih 7 jam untuk dapat mencapainya dari Kathmandu.

Meskipun Pokhara adalah kota terbesar kedua di Nepal, keadaannya berbanding terbalik dengan Kathmandu. Pokhara terlihat lebih bersih, teratur dan beratmosfer lebih santai. Dan kawasan danau Phewa, merupakan spot favorit yang menjadi tempat berkumpulnya para traveler di kota ini.

Annapurna
Puncak-puncak Himalaya pada Annapurna Range, dilihat dari Sarangkot View Point – Pokhara

Jika anda hanya memiliki waktu yang singkat namun tetap ingin menikmati keagungan Himalaya, maka datanglah ke Sarangkot. Desa yang berada pada ketinggian sekitar 2000 meter di atas permukaan laut dan berjarak setengah jam berkendara dari pusat kota Pokhara ini, memiliki view point yang langsung menghadap Himalaya. Daulaghiri, beberapa puncak Annapurna dan Machapuchare adalah puncak-puncak penting Himalaya yang dapat dinikmati langsung dari Sarangkot View Point. Melihat pantulan keemasan sinar matahari yang menimpa puncak-puncak ini pada saat sunset dan sunrise akan menjadi salah satu momen paling megah dari kunjungan anda ke Nepal.

Tips & Trik Menjelajah Nepal

  • Pilih Waktu terbaik. Bulan Oktober-November dan Maret-April, merupakan waktu terbaik untuk mengunjungi Nepal. Karena pada bulan-bulan tersebut umumnya cuaca cukup bersih dan cerah sehingga lebih mudah dalam menikmati puncak-puncak Himalaya.
  • Prediksi Cuaca. Jangan lupa untuk memantau ramalan cuaca sebelum berangkat ke Nepal. Mengunjunginya pada saat musim dingin akan cukup menyiksa bagi anda yang terbiasa tinggal di negara tropis, jika tanpa persiapan yang memadai. Pada umumnya penginapan-penginapan di Nepal tidak dilengkapi dengan pemanas ruangan, meskipun ketersediaan air panas hampir selalu ada.
  • Masker. Jadikan benda ini sebagai barang yang wajib dibawa untuk melindungi hidung dan mulut. Karena pada saat musim dinginpun udara Nepal hampir selalu dipenuhi debu.
  • Power Bank. Untuk anda yang doyan online dan harus selalu terhubung dengan social media, jangan lupakan barang yang satu ini. Meskipun Nepal merupakan negara miskin dan sering padam listrik, namun sambungan internet dan WiFi hampir selalu on dan dengan mudah didapatkan pada setiap penginapan, restaurant hingga taman umum.
  • Pilih Sisi Terbaik. Duduklah pada sisi kanan dari turis bus pada waktu berangkat menuju Pokhara dari Kathmandu, dan sisi sebaliknya pada waktu kembali. Karena ini adalah sisi terbaik untuk anda menikmati pemandangan selama perjalanan. Jurang-jurang dalam, sungai-sungai lebar berwarna hijau coklat hingga tosca yang diapit bukit-bukit tinggi beratap kabut akan menjadikan perjalanan anda selama tujuh jam,  tidak membosankan sama sekali.

COVER FIX edisi 35
Front Cover – GoodLife Magazine, Vol. 35|2014

GoodLife is a lifestyle magazine for modern mature men who know how to appreciate and enjoy their good life.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Software

Posted by

a Globetrotter | a Certified Diver: PADI Advance Diver and AIDA** Pool Freediver | a Photography Enthusiast | a Laboratory Technician.

28 thoughts on “Melancong ke Negeri Seribu Dewa

  1. Dicatat semua tipsnya. 🙂 Thank you infonya Bart, dan berkat tulisan ini saya jadi paham beberapa tipe arsitektur tradisional di Nepal. Semoga warga Nepal diberikan ketabahan atas musibah yang belum lama ini menimpa mereka.

    Liked by 1 person

    1. Sama-sama Bama. Dan semoga tips-tipsnya masih bisa diandalkan pada waktu kunjunganmu ke Nepal nanti ya.

      Yup, pasti dirimu akan dengan mudah membedakan tipe-tipe arsitektur mereka. Dan detail-detail tambahannya juga menarik.

      Amiin amiin ,,,

      Like

  2. Hai kak Bart! tulisan yang bagus..Salam kenal! 🙂

    Saya belajar banyak dari tulisanmu kakak. Detail sekali dan sangat mengalir..

    Semoga suatu saat bisa bersua untuk belajar darimu.

    Salam

    Like

    1. Hai juga dan salam kenal, terimakasih pujiannya. Waah tersanjung banget nih dipuji blogger sekelas Efenerr ,,, aku dah denger namamu sejak lama soalnya.

      Amiin amiin, semoga …

      Like

    1. Sama-sama mbak, terimakasih juga untuk kunjungannya. Saya harus belajar banyak juga nih dari mbak Indah … Blog nya bagus dan isinya menarik 🙂

      Like

    1. Nah itu, aku juga penasaran.
      Kebetulan hari ini aku mau posting seri travelogue jalan-jalan ke Nepal kemarin. Beberapa tempat di foto-foto itu mungkin, saat ini sudah tidak ada lagi 😦

      Like

  3. Ah, Nepal. Negara ini selalu Ada dalam list, namun sampai sekarang belum kesampean juga untuk dikunjungi. Tentunya menarik sekali bisa menyusuri kota2 tua itu, serasa terlempar ke abad2 sebelumnya melalui Marin waktu. Berdasarkan pengalaman kamu, apakah Nepal cukup aman untuk female solo traveler? Bagaimana dengan sistem transportasi antar kota maupun di dalam kota?

    Liked by 1 person

    1. Menurutku sih Nepal cukup aman, bahkan bagi female solo traveler sekalipun. Karena aku berjumpa beberapa dari mereka. Yang penting standard keamaan umum dilakukan aja. Seperti jangan jalan-jalan di kota terlalu malam (lebih dari jam 21.00).

      Sistem transportasi memang tidak terlalu baik, tapi selalu ada. Kalau dari Kathmandu ke Pokhara banyak bus turis yang bagus-bagus dan lumayan untuk dikendarai. Sedangkan kalau untuk dalam kota maupun jarak pendek bisa naik taksi. Tapi kota-kotanya juga asik kok ditelusuri dengan berjalan kaki.

      Secara pribadi dan menurut pengakuan banyak orang juga, Nepal terasa lebih aman dibandingkan India.

      Liked by 1 person

Leave a comment